SURABAYA, beritalima.com| Plt. Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mendorong adanya maksimalisasi penggunaan akses jalan tol oleh industri logistik dan forwarding untuk menggenjot perekonomian Jawa Timur.
Pasalnya, salah satu penggerak roda perekonomian Jatim dan Indonesia adalag logistik. Di mana dari akses logistik yang baik, Jatim menyumbang 1/5 dari perdagangan di Indonesia.
“Tol yang menyambungkan Jakarta dengan Surabaya, serta Malang bahkan Probolinggo, telah meningkatkan kelancaran logistik di Indonesia dan Jatim sendiri. Karena itu pemanfaatkan jalan tol, terutama utilisasi Transjawa harus digencarkan untuk menggenjot perekonomian,” ungkapnya dalam Musyawarah Wilayah Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia / Indonesian Logistics & Forwarder Association (ALFI/ILFA) 2022 di Hotel Shangri-La Surabaya, Rabu (23/11).
“Tingkat utilisasi jalan tol untuk logistik masih bisa dioptimalisasi lagi. Ini karena logistik adalah salah satu kunci dalam meningkatkan kapasitas ekonomi kita,” imbuhnya.
Transportasi dan pergudangan dicatatkan oleh Badan Pusat Statistik menyumbang 28.2% pada perekonomian Jatim. Oleh karena itu, Emil Dardak memandang bahwa aksesibilitas jalan tol bagi logistik dan forwarder memiliki peran krusial dalam kebangkitan Jawa Timur.
“Perekonomian ini diperkuat oleh industri logistik dan forwarder. Logistik menerima perhatian besar dari pemerintah, karena itu Indonesia menggenjot infrastruktur untuk meningkatkan daya saing,” katanya.
Mantan Bupati Trenggalek itu menyebutkan bahwa infrastruktur, terutama tol ini, sangat menunjang kegiatan industri yang memberikan sumbangsih terbanyak bagi wilayah Jatim. Hal ini akan makin ditunjang dengan adanya identifikasi kawasan industri potensial di wilayah Selingkar Wilis dan Ngawi.
“Telah diidentifikasi kawasan industri potensial di ngawi dan nganjuk. Di sini, Industri padat karya potensial sekali. Pemanfaatan jalan tol dan akses logistik pun dapat menjadi lebih optimal. Harapan kita, kawasan industri yang berorientasi pada akses tol akan bisa meningkatkan produktivitas dan alur supply and demand,” sebutnya.
Ia pun menyampaikan bahwa Jatim kini menjadi pusat kontainer di Indonesia dengan adanya Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
“1/5 dari perdagangan Indonesia disumbang oleh Jawa Timur. Angka ini datang dari logistik, dengan salah satu pusat kontainer seluruh Indonesia ada di Pelabuhan Tanjung Perak,” sebutnya.
Tak berhenti di situ, Emil menaruh harapan pada ALFI/ILFA untuk menjadi pihak yang dapat memberikan mediasi bagi masalah seputar ODOL atau over dimension – over load di jalan tol.
“ODOL ini cukup kompleks, karena imbas jangka panjangnya adalah kerusakan yang lebih cepat pada jalan tol. Tetapi di sini juga ada suara dari para driver truk yang perlu didengarkan. Saya harap di sini ALFI bisa turut step forward mengatasi masalah ODOL,” jelasnya.
Di akhir, Emil optimis bahwa Muswil ini dapat menjadi momen untuk saling bertukar pikiran di seputar bidang logistik dan pemanfaatan infrastruktur. Pasalnya, kelancaran logistik melalui pemanfaatan akses tol menjadi dukungan luar biasa dalam perputaran roda ekonomi di Jatim.
“Ini adalah momen yang exciting bagi kita semua untuk sama-sama mendorong kehandalan dan keunggulan dari industri logsitik dan forwarding di Indonesia. Maka saya taruh harapan besar di pundak panjenengan semua. Mari kita dorong long curve agregat kita ke kanan dengan meningkagkan kapasitas ekonomi melalui kelancaran logistik,” tutupnya.
(red)