TORAJA UTARA-beritalina.com-Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Toraja Utara sekitar pukul 16.00 wita Selasa Kemaren,kembali menggelar operasi,terkait upaya Pemerintah Kabupaten Toraja Utara membrantas penyakit sosial,utama nya soal prostitusi.
Kali ini sasaran operasi,penginapan Yayasan Tengko Situru.Angota Pol PP,”mengobok-ngobok” penginapan yang bertarif 50 ribu rupiah permalam tersebut.
Aksi “kucing-kucingan” sempat terjadi antara petugas Pol PP dengan penghuni pengenipan,pada operasi yang digelar sempat menjadi perhatian warga.
Tamu penghuni kamar 15 penginapan itu,ketika petugas Pol PP mencoba meminta agar pintu mereka di buka,tapi kelihatannya mereka tidak langsung membuka pintunya.Aksi buka paksa kamar tersebut nyaris saja dilakukan oleh petugas Pol.PP,namun selang beberapa menit akhirnya penghuni kamar 15 membukanya dengan bersandiwara,berpura-pura tiba-tiba ibu separuh baya itu terkena asma,sesak napas sehabis ‘ngeseks ria’ dengan pasangan gelapnya.
Dari operasi yang hebohkan warga,sedikitnya dua pasang Mesum digelandang ke Kantor Pol.PP serta dimintai keterangannya.Saat petugas Pol.PP menanyakan ibu yang pura-pura terkena asma saat digerebek,mereka mengaku bernama Wati (46) warga asal Palopo,yang memang mengaku proposinya menjadi perempuan pemuas nafsu para laki-laki hidung belang.
Saat ditanya mereka terpaksa melakoni propesi ini karena terbentur ekonomi.”Saya kasihan pak anak dua,suami tinggalkan saya,tidak ada pilihan lain terpaksa kami melacurkan diri,”nya lirih,saat dimintai keterangannya sama petugas Pol.PP.
Sementara yang satunya bernama Mira (28) mengaku melacurkan diri akibat rasa kecewa pada pasangannya yang tidak memperdulikan kehidupannya lagi.
Apa tanggapan Kepala Satuan Pol.PP Aris Pakilaran,terkait gencarnya penggerebekan mereka lakukan akhir-akhir ini,upayanya membrantas terhadap timbulnya penyakit masyarakat,utamanya masalah prostitusi.
“Soal prostitusi kita terus berupaya,melakukan pencegahan lewat operasi yang kita gelar pada tempat-tempat penginapan.Sehingga lambat laun akan ada efek jera,”kata Pakilaran.(Gede Siwa)