By : Ani Sulastri
Relawan La Nyalla Academia
Disadari atau tidak, pilpres kali ini adalah pertarungan politik identitas yg sengaja diusung untuk sebuah syahwat kekuasaan.
Ibarat sepakbola kedua belah team menunjuk manager dan choach yg handal serta tak lupa pemain” dg skill tinggi.
Penulis coba mengulas dari sisi pandangan awam sebagai referensi para pemilih gamang atau lazim disebut galau politik.
Adalah organisasi keagamaan tertua di negri ini yg sudah malang melintang didunia persilatan perpolitikan Indonesia.
Dari sekedar jadi ormas daun salam ( menyitir nasehat KH. Ma’ruf Amin ) yg artinya dibutuhkan saat memasak dan dibuang saat matang sampai sekarang menjadi ormas yg sangat dipercaya untuk turut serta mengelolah negri ini.
Ya ormas tersebut adalah NU the fenomenal organitation in the world.
Lihat saja sepak terjangnya di kanca politik saat ini. Generasi” muda NU saling berambisi untuk menunjukkan siapa yg layak menjadi pemimpin.
Sebut saja Gus Rommy ( PPP ) dan Cak Imin ( PKB ) yg begitu getol membangun image para konstituen NU bahwa tokoh sentral yg patut di idolakan adalah mereka
Atau Gus Yaghut dg Bansernya tak segan membuka pintu konfrontasi dg ormas islam lain yg di sinyalir terlalu ke arab” an.
Menurut pandangan awam Banser tidak sedang mencari gara” agar timbul bentrok massal namun Banser mengingatkan NU punya pasukan yg loyalitasnya tinggi pada pimpinan/ kyai nya.
Mengaca pd hal” tsb diatas maka ketika pilpres akan digelar tersebutlah wacana pemilihan wakil presiden yg harus mendampingi petahana. Dg tegas pimpinan NU memberi garis bawah Jika cawapres bukan dr NU maka NU tdk akan CANGCUT TALIWONDO ( habis” berjuang ) dan tidak ikut menanggung segala resiko pilpres.
Rupanya hal tsb membuat keder banyak partai pengusung petahana yg akhirnya pd detik” terakhir di tunjuklah KH. Ma’ruf Amin untuk mendampingi Joko Widodo untuk maju pada pertarungan sengit melawan kubu Prabowo Sandi yg di usung oleh sebuah hasil ijtimah ulama dan proses yg berbelit belit.
Lalu bagaimana dg politikus muda NU lain yg sdh di persiapkan sejak awal untuk maju sebagai pemimpin negri ini ?
Inilah indahnya politik Islam ala NU, bukannya meradang atau melakukan pembelotan namun mereka dg full energi samikna wa atokna memperjuangkan goal execution untuk kemenangan sang kyai.
Inilah pembelajaran politik Islam sebenarnya , mencari seorang pemimpin itu dr awal sudah masuk kriterianya bukan melalui ijtimahnya yg berkesan dipaksakan.
Ini hanya pandangan awam yg tidak mengerti tentang hal” detail dlm soal Islam namun secara gamblang tanpa diperdebatkan matahati dan akal akan melihat adegan” politik yg disajikan dalam drama pilpres kali ini. Sinetron dg episod Mencari Pemimpin Indonesia sudah tergelar, para pemilih disuguhkan menu politik ala Islam dan bagi saya juaranya adalah NU .
Selamat anda layak dapat bintang