SURABAYA, beritalima.com | Berdiri di tegak di tengah hiruk pikuknya perkotaan metropolis Surabaya, Pondok Pesantren Putra Khadijah terbuti menjawab keinginan dan harapan orang tua terhadap pendidikan terbaik bagi putra tercinta. Menjalankan fungsi pendidikan modern yang menyatu dengan keawajaan, menjadikan Ponpes Khadijah harus mampu beradaptasi dengan berbagai situasi. Tak terkecuali pola terbentuknya lingkungan sehat.
Adalah Dr. H. M. Rochman Firdian, M.Ag., Ketua Ponpes, yang menyampaikan komitmen Ponpes Khadijah untuk mewujudkan pesantren sehat.
“Ponpes Putra Khadijah Surabaya berupaya mewujudkan pesantren yang sehat, bebas anemia dan senantiasa mendukung asupan pangan yang terfortifikasi. Pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan gizi yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal, karena gizi dan pertumbuhan memiliki hubungan yang sangat erat,” terangnya di tengah acara Talkshow Gizi Remaja di Jatim Expo, 5/10.
Ustadz milenial tersebut juga menekankan bahwa pesantren sangat memberikan atensi kepada keterpenuhan gizi santri.
“Begitu juga dengan para santri yang memacu diri menuntut ilmu, maka perlu asupan gizi yang cukup. Himbauan kepada para masyarakat umum, tidak perlu lagi mengkhawatirkan untuk memondokkan putra/putrinya di pesantren, karena zaman sekarang stigma bahwa pesantren itu terbelakang, pesantren tidak bisa menjawab tantangan zaman, telah gugur dengan sistem pelayanan, sarana prasarana maupun pendidikan pada pesantren yang semakin maju dan dapat memenuhi tantangan zaman.”
“Di pondok pesantren para santri mendapatkan asupan yang seimbang baik asupan jasmani maupun rohani. Hal ini yang harus dipahami dan menjadi perhatian para orang tua, bahwa insya Allah pesantren sangat bisa menjawab harapan orang tua terhadap kelangsungan pendidikan, akhlak, moral, dan kesehatan.”
Acara talkshow tersebut, dihadiri para narasumber, diantaranya: Pembina Ponpes Al Jihad Dr. KH. M. Syukron Dzajilan Badri, M.Ag., utusan Kanwil Kemenag Jatim Yayuk Sri Rahayu, utusan Dinkes Jatim Fitrah Bintan Harisma, dan utusan UNICEP Eriana Asri.
Sedangkan ponpes Khadijah sendiri, mendapatkan apresiasi dari para wali santri, diantaranya Sekretaris MUI Jawa Timur, ning Dr. Lia Istifhama.
“Saya bersyukur berkesempatan menitipkan putra di Ponpes Khadijah. Lingkungan modern dan bersih, tentu menjadikan putranya saya merasakan suasana nyantri dengan nyaman sehingga kerasan. Hal ini bukan kemudian memanjakan anak, melainkan memang kebutuhan saat ini, sangat penting mewujudkan situasi belajar yang membuat anak nyaman.”
“Kenyamanan sangatlah penting agar anak semakin menyatu dalam motivasi belajarnya. Terlebih, para ustadz yang mendidik, sangat mengerti perkembangan mental dan psikologi santri. Mereka mampu menjadikan para santri sebagai adik dan keluarga sendiri. Ini yang paling utama. Karena Insya Allah inilah yang kemudian hadir sebagai sosok sahabat plus orang yang dihormati para santri agar mereka tetap mengingat pesan bijak para ustadz dan Insya Allah memiliki benteng kuat dalam pergaulan.”
Ponpes Khadijah sendiri, telah menerapkan kelas Bahasa Arab setiap harinya, selain pembelajaran berbasis Berbahasa Asing dan Kitab At-Turats (Kitab Kuning).