SIDOARJO, beritalima.com | Peringatan Hari Sumpah Pinisepuh dan Sumpah Pemuda 28 oktober 2020 di pesantren Kyai Kanjeng Sewu, diisi dengan pagelaran seni budaya wayang kulit, dengan dalang Ki Surono.
Sedangkan pembina upacara, yakni Drs. KH. Abdulloh Faqih SH .Hum, alias Kyai Tumbak Sewu, ekaligus pemateri wawasan nusantara, kebangsaan dan ke Indonesiaan. Sementara itu, Prof Tjuk Suherman mengisi materi kearifan lokal dan sejarah perjuangan leluhur bangsa.
Diawali upacara penurunan bendera pukul 15.45 wib dan pengibaran bendera merah putih pada pukul 24.00 wib di pondok pesantren Kyai Kanjeng Sewu yang berada di Desa Tanggul Kulon Wono Ayu, Krian, Sidoarjo yang dihadiri seluruh santri dan wali santri dari berbagsi daerah seluruh indonesia, secara khidmad penuh semangat dan menggetarkan nadi.
Hadir dalam kegiatan ini calon wakil bupati Sidoarjo Taufiqulbar.
KH Abdullah Faqih, menyampaikan pentingnya memahami makna sumpah pemuda dan sumpah pinisepuh. Yaitu berbangsa satu bangsa Indonesia berbahasa satu bahasa Indonesia dan bertanah air satu tanah air Indonesia.
Acara sumpah pinisepuh mirip sumpah palapa dan hampir sama dengan sumpah pemuda.
Acara ini sudah berlangsung sejak tahun 2005, dengan tujuan penghormatan kepada leluhur dan kepada bangsa, bahasa dan tanah air yang satu dan demi mempertahankan NKRI.
Kyai Suhani Tirto Utomo Alias Kyai Kanjeng Sewu sangat pas berpasangan dengan kyai Tumbak Sewu dalam membut kegiatan dakwah dan budaya, kumpul pensiar dan penyair.
BeritaLima pernah berkali kali mengikuti prngajian Kyai Faqih. sangat menarik karena sangat dialogis antar seniman. Juga dengan mbah Bodo, kyai penuh humor dan tawa, sangar santun lugas dan tegas. Apalagi penampilan fisiknya tamgak segar, dan duda keren itu tampak diminati para ibu.
Sebagai santri kesayangan Kyai Kanjeng Sewu, Moch. Efendi, SH, MH selalu mengikuti dan patuh pada kyainya, bahkan menurut silsilah M Efendi juga ketutunan Raja yang enggan di tulis, pada kesempatan Peringatan Sumpah Pemuda ini Kyai Kanjeng Sewu Memberi julukan Raden Panji Negoro atau RPN kepada Efendi. (red)