Potensi Pariwisata Desa Reco Menurut Permaculture Nusantara

  • Whatsapp

WONOSOBO, beritalima.com – Tindak lanjut pelatihan ekowisata dan agrowisata yang dilaksanakan pada 18 -20 Februari 2019 di Rumah Kopi Anggrung, di hari berikutnya tim ahli Permaculture Nusantara melakukan survei lokasi dusun Anggrunggondok desa Reco kecamatan Kertek.

Menurut ketua tim Permaculture Nusantara pihaknya langsung meninjau ke lapangan guna melakukan assesment (penilaian. Red) landscape sekitar gunung Sindoro di desa ini.

Bacaan Lainnya

“Kami melihat banyak potensi yang menjadi daya tarik tersendiri diantaranya hutan dan mata pencaharian masyarakatnya yang saling melengkapi apalagi bila disinergikan dengan pengelolaan sistem ekologi yang kuat berbasis komunitas.” Ungkap Roberto Hutabarat.

Dikatakan lebih lanjut, metode ini bukanlah persoalan kebun organik di bidang pertanian atau pun persoalan mengenai hutan saja, namun juga melihat aspek kebudayaannya.

“Permaculture pada dasarnya berbasiskan kultur dan agriculture setempat.” Imbuhnya, Kamis (21/2).

Budaya sekitar desa ini (Reco. Red), ungkap Roberto, tak lepas dari kultur Wonosobo secara umum.

“Kami melihat sejarah desa Reco kulturnya sudah lama terbentuk. Sementara agriculture-nya adalah produksi tembakau.” Tambah Roberto. “Ini sebagai kebudayaan lokal yang terbentuk dari mata pencaharian masyarakatnya.”

Berdasarkan hasil survey, potensi agrowisata desa ini sangat besar dan masih memerlukan persiapan dan evaluasi guna mengembangkan sistem pariwisata berbasiskan ekologi dimana pemakaian pupuk dan bahan bahan kimia pertanian mulai dievaluasi dan dikurangi serta tata kelola antara hutan dan kebun harus baik.

“Hendaknya masyarakat daerah sini mempunyai pemahaman dan keahlian metode Permaculture pasalnya potensi kedepan akan sangat baik yang menguntungkan.” Pungkas Roberto Hutabarat. (Budi)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *