Potong Tumpeng Warnai Acara PHI Ke -90 Pemprov Bengkulu

  • Whatsapp

Bengkulu, beritalima.com – Peringatan Hari Ibu (PHI) di Bengkulu dilakukan dengan berbagai cara oleh masyarakat. Di lingkungan Provinsi Bengkulu, puncak PHI ditandai pemotongan tumpeng oleh Ketua TP PKK Provinsi Bengkulu Derta Wahyulin Rohidin, di Gedung Serba Guna (GSG) Provinsi Bengkulu, Kamis (20/12/2018).

Menurut Ketua TP PKK Provinsi Bengkulu Derta Wahyulin Rohidin, mengutip pernyataan resmi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Yohana Susana Yembise, peringatan hari ibu bukan soal memberikan penghargaan bagi ibu karena dedikasinya pada keluarga atas peran domestik sebagai pengurus rumah tangga. Justru hari ibu diperingati sebagai momentum mengenang dan menghargai semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang dalam pergerakan merebut, menegakkan dan mengisi kemerdekaan.

“Peringatan Hari Ibu dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan kepada seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda akan makna Hari Ibu sebagai hari kebangkitan dan persatuan serta kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan perjuangan bangsa,” ungkap Derta Wahyulin.

Hal ini tampaknya sejalan dengan awal ditetapkannya Hari Ibu oleh Presiden RI Soekarno. Pada 22 Desember 1928 silam, diselenggarakan Kongres Perempoean Indonesia di Yogyakarta. Kongres yang diselenggarakan di Dalem Jayadipuran ini dihadiri oleh sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.

Hal senada disampaikan Ketua BKOW Provinsi Bengkulu Asmeri Yosita Nopian. Menurutnya, Peringatan Hari Ibu diperingati pada awalnhya untuk mengenangkan jasa dan semangat kaum perempuan dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan. Namun dalam perkembangannya sekarang ini, Hari Ibu juga dirayakan untuk menghargai jasa ibu dalam berbagai hal, termasuk karier, urusan rumah tangga, dan kodrat alami sebagai ibu.

“Jadi peringatan hari ibu tidak semata-mata mengenang jasa para perempuan dalam kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Perempuan masa kini adalah perempuan yang sadar. Memahami, memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki,” jelas Asmeri Yosita.

Sementara itu, Asisten I Setda Provinsi Bengkulu Hamka Sabri mengatakan, tekad dan perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kemerdekaan, dilandasi oleh cita-cita dan semangat persatuan dan kesatuan.

“Perempuan dan laki-laki memiliki peran dan kedudukan yang setara didalam mencapai tujuan negara serta dalam memperjuangkan kesejahteraan dalam segala hal,” kata Hamka Sabri.

Data dari berbagai sumber menyebutkan, Kongres berawal dari semangat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Tertular semangat pemuda, kaum perempuan terbakar semangatnya dan menyelenggarakan kongres. Kongres dimaksudkan untuk menggalang persatuan antar organisasi yang saat itu cenderung bergerak sendiri-sendiri.

Saat kongres yang ketiga di Bandung pada 1938, diputuskan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Selanjutnya pada 22 Desember 1953 sekaligus peringatan kongres yang ke-25, Presiden Soekarno melalui Dekrit RI No.316 Tahun 1953 menetapkan setiap 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. (ertk/mc)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *