Prajurit Zeni TNI yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca bencana gempa bumi Lombok, dikerahkan membantu mencetak panel Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) untuk mempercepat pembangunan kembali rumah warga yang rusak di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Minggu (14/10/2018)
Komandan Sektor-IV Kogasgabpad Kolonel Inf Anggit yang membawahi wilayah Sumbawa dan Sumbawa Barat mengatakan bahwa untuk memastikan panel yang dicetak memenuhi standart yang sudah ditentukan, prajurit Zeni TNI sebelumnya mendapatkan pelatihan selama tiga hari dari pihak aplikator Risha dan Istaka Karya bertempat di BLK Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat.
“Prajurit TNI yang dikerahkan untuk mencetak panel Risha sebanyak 40 orang dari Batalyon Zeni Tempur 9/1 (Yonzipur 9/1) Kostrad. Dalam pelaksanaannya dibagi menjadi dua tim, tim pertama merangkai besi untuk tulang dan yang lain melaksanakan pengecoran panel,” ungkapnya.
Menurut Kolonel Inf Anggit, kegiatan serupa juga dilakukan di wilayah sektor lain di seluruh Nusa Tenggara Barat (NTB). “Ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Panglima Kogasgabpad Mayjen TNI Madsuni, S.E. untuk membantu percepatan membangun kembali rumah warga yang rusak. Termasuk penyiapan bahan baku pasir, kami ambil langsung dari sungai terdekat yang saat ini kondisinya mengering,” tuturnya.
Saat ini pembangunan kembali rumah warga yang terdampak gempa di NTB sudah mulai dilaksanakan, pengerjaannya dilakukan secara swadaya masyarakat melalui Kelompok Masyarakat (Pokmas) dibawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Pilihan jenis rumah atas dasar permintaan warga dan ada tiga alternatif pilihan bagi warga untuk membangun rumahnya yaitu, jenis Rumah Instan Sederhana Sehat, Rumah Konvensional dan Rumah Kayu. Dari ketiga jenis rumah tersebut, Risha lebih mudah pengerjaannya dibanding dengan yang lain, tidak terpengaruh oleh harga material dan tidak membutuhkan tukang yang ahli.
Sedangkan jenis rumah konvensional sangat dipengaruhi oleh harga material yang terus naik, sehingga harus dilakukan standarisasi harga atau perlu adanya intervensi untuk menekan harga material dari pemerintah.