JAKARTA, Beritalima.com– Presiden Joko Widodo dijadwalkan membuka Jambore Bela Negara Forum Komunikasi Putra/i Purnawirawan Indonesia (FKPPI) di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, 7-9 Desember 2018.
“Saat Jokowi gencar membangun infrastruktur, FKPPI melengkapi dengan terlibat pembangunan karakter bangsa. Melalui jambore yang diikuti anak bangsa merupakan ikhtiar FKPPI menguatkan solidaritas bangsa,” jelas Kepala Badan Bela Negara FKPPI, Bambang Soesatyo usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/12/11).
Pada pertemuan itu presiden didampingi Mensesneg Pratikno dan Seskab Pramono Anung. Sedangkan dari FKPPI hadir antara lain Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo, Wakil Ketum FKPPI Indra Bambang Utoyo, Sekjen FKPPI Anna Sentot, Ketua FKPPI Devi Andita, Ketua FKPPI Oman Raflies serta Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi dan Anton Rinaldi.
Buat Bambang yang juga Ketua DPR RI ini, kehadiran Presiden merupakan suntikan besar bagi para peserta. Soalnya, sebagai pemimpin tertinggi bangsa dan negara ini, Jokowi bisa berbagi pengalaman kebangsaan dan membakar semangat juang para peserta agar senantiasa cinta tanah air.
“Saat ini banyak orang yang lupa dengan asal usul mereka. Padahal kita dilahirkan di bumi Ibu Pertiwi yang gemah ripah loh jinawi. Jangan sampai keadaan yang tenteram ini berubah menjadi suram akibat pertikaian berbau SARA. Peserta Jambore kelak menjadi agen yang menyuburkan perdamaian ke pelosok tanah air-”
Jambore bakal diikuti 1.350 anggota FKPPI dari Aceh hingga Papua, dari Miangas sampai Pulau Rote. Peserta datang dengan biaya sendiri. Panitia hanya menyediakan kemah, makanan dan kebutuhan lainnya.
“Mereka hadir karena sadar pentingnya bela negara karena merupakan satu sikap yang harus dimiliki setiap warganya. Kuat, lemahnya suatu bangsa, tergantung sikap dari rakyatnya. Sikap ini sebagai komitmen warga negara harus kokoh terbangun,” tegas Bamsoet.
Berbagai kegiatan telah dilakukan FKPPI sepanjang 2018 mulai dari konsolidasi organisasi, penyelenggaraan diskusi bekerjasama dengan UI dan Yayasan Suluh, bantuan kemanusiaan korban bencana alam di NTB, dan Sulteng hingga konsolidasi penerapan e-KTA FKPPI.
“Keteladanan para pejuang dalam merebut kemerdekaan harus dijadikan warisan berharga yang tidak boleh dilupakan. Karenanya, memasuki usia ke-40 FKPPI harus mampu menjadi benteng utama dalam menjaga serta mempertahankan keutuhan NKRI,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)