Pamekasan- Dua hari lalu, jum’at tanggal 3 Desember 2021 Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kekecewaannya karena ada Kapolda dan Kapolres sowan ke sesepuh Ormas pelanggar hukum yang suka bikin keributan.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden mengaku sudah lama sekali mengetahui dan ingin menyampaikan hal tersebut.
Menanggapi sindiran dan sentilan Presiden tersebut, Koordinator Pusat Nahdliyyin Bergerak (NABRAK) Firman Syah Ali meminta Presiden jangan hanya menyindir, apalagi hal tersebut sudah lama diketahui oleh Presiden.
“Yang terhormat Bapak Presiden sebaiknya jangan hanya menyindir, apalagi hal ini sudah lama beliau ketahui dan ingin beliau ungkapkan. Kalau selevel Presiden hanya bisa menyindir, bagaimana dengan kami di bawah yang selama ini berhadap-hadapan langsung dengan mereka?”, ucap salah satu pentolan aksi reformasi 1998 ini.
Firman Syah Ali melanjutkan bahwa dia tau ormas apa yang dimaksud oleh Presiden Jokowi, yaitu beberapa ormas radikal yang selama ini merajalela membuat kerusakan di muka bumi Indonesia.
“Saya tau ormas apa yang dimaksud Pak Presiden, dan semua orang tentu saja tau. Mereka adalah ormas-ormas radikal yang selama ini selalu membuat kerusakan di muka bumi Indonesia, suka mengkafir-kafirkan umat seagama yang tidak segolongan, tidak segan-segan menuduh PKI dan dajjal kepada orang yang tidak sependapat serta suka menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan semua masalah. Perilaku ormas ini telah diramal oleh Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 12 yang kemudian terkenal sebagai ayat 212” tandas Pengurus Besar PMII era Nusron Wahid ini.
Menurut Firman Syah Ali Kapolda dan Kapolres yang suka sowan ke tokoh Ormas Radikal dimaksud sebaiknya langsung dicopot secara masif dan sistematis, jangan hanya disindir.
“Kapolda dan Kapolres yang suka sowan ke sesepuh Ormas biang keributan merupakan bagian tak terpisahkan dari anarkisme itu sendiri. Kapolda dan Kapolres yang suka sowan kepada sesepuh Ormas pelanggar hukum, merupakan bagian tak terpisahkan dari kriminalisme itu sendiri. Kapolda dan Kapolres yang suka sowan kepada sesepuh Ormas radikal maka merupakan bagian tak terpisahkan dari radikalisme itu sendiri. Bisa disebut para kepala kepolisian tersebut merupakan sel radikalis” sergah Pengurus Harian PW LP Ma’arif NU Jawa Timur ini.
Sebagai penutup, Firman Syah Ali menegaskan bahwa NABRAK akan mengawal pidato Presiden tersebut agar Presiden tidak hanya main sindir.
“Kami Ormas Nahdliyyin Bergerak yang disingkat NABRAK sebagai barisan ultra militan Nadhliyyin pembela NKRI dan pembela Ulama akan mengawal pidato Presiden RI yang ini agar tidak terhenti sebatas sindiran. Radikalisme dan terorisme merupakan kejahatan luar biasa, maka butuh cara-cara luar biasa pula dari segenap lapisan masyarakat dalam menangkalnya. NABRAK yang dideklarasikan pada tanggal 8 November 2021 lalu di Ponpes As-Sirojiyah Sampang Madura ini merupakan bagian dari cara-cara luar biasa tersebut. Di beberapa daerah, negara tidak hadir ketika ormas radikalis merajalela, bahkan negara cenderung memihak mereka, ini tidak bisa dibiarkan, ini wajib dikawal secara luar biasa”, pungkas Bendahara Umum PW IKA PMII Jatim ini. (red)