Bangkalan, beritalima.com- Memenuhi kebutuhan garam beryodium yang semakin hari semakin meningkat, para petani garam di desa Pesanggrahan, Kwanyar, Bangkalan Jawa Timur, yang saat ini dalam binaan Kepala desa Khoirul Anam, SH. Par petani garam berkomitmen meningkatkan qualitif dalam memenuhi garam nasional dengan sistem budidaya dengan Prisma Garam.
“Prisma garam ini adalah solusi ekonomi yang solutif yang dapat meningkatkan penghasilan garam, pada saat musim hujan seperti ini,” ujar Khoirul Anam Kepala desa Pesanggrahan ditemui awak media, Jum’at 08/03.
Selain itu, menurut Khoirul sistem tersebut dapat meningkatkan mutu garam yang berkualitas. Pasalnya, metode prisma garam ini, tidak memiliki ketergantungan pada musim. Diharapkan petani garam yang lain juga harus memulai metode ini, selain menghasilkan garam yang berqualifid, sehingga dapat menghasilkan harga tertinggi.
“Selain tinggi harganya, metode ini juga menghasilkan garam yang konvensional, karena kebutuhan garam adalah sesuatu yang sangat mendasar bagi konsumsi produksi Kesehatan, saya berharap Pemerintah pusat dan daerah memberikan perhatian khusus bagi petani garam agara petani kita lebih kreatif dan inovatif sehingga dalam mengbangkan hasil produksinya, sehingga kedepannya dapat memenuhi kebutuhan garam dalam negeri sehingga pemerintah tidak perlu lagi Import garam,” paparnya.
Penerapan metode prisma garam ini, juga mendapatkan perhatian serius dari Wakil Bupati Bangkalan, M. Mohni, MM. Saat mengunjungi ke tambak garam di desa Pesanggrahan, menurut Wabup garam yang berlabel garam prisma ini sangat bagus dikembangkan atau dibudidayakan lebih luas lagi dikalangan petani garam.
“Saya rasa mudah penerapannya, selain kwalitas yang bersih dan bagus dapat menambah nilai ekonomis, artinya, harganya lebih mahal dari garam biasa, yaitu dua kali lipat, selain itu, cocok juga untuk garam industri, khususnya untuk bahan dasar obat dan kosmetik,” kata Wabup HM.Mohni.
“Diharapkan para petani garam yang lain bisa memulai tekhnologi Prisma Garam, dan saya berterimaksih sekali kepada para petani garam yang telah berkomitmen meningkatkan hasil budidaya garam,” pungkasnya disela – sela kunjungan ke petani garam di kecamatan Kwanyar.
Ketua kelompok pugar Kecamatan Kwanyar, Mahdori mengungkapkan, metode prisma garam ini dalam 1 ha bisa mencapai 16 ton dalam 3 bulan, tidak hanya hasil panen, namun nettonya semakin berbobot dan itu sudah cukup bagus di musim penghujan.
“Kami akan terus bekerja sama dan berkomitmen dengan kelompok pugar yang lain, supaya lebih optimis lagi, saya yakin Kwanyar kedepan akan menjadi ujung tombak pemenuhan kebutuhan Nasional,” papar Mahdori.
Dengan hasil yang memuaskan ini masih ada sedikit kendala harga pada saat musim kemarau dan musim penghujan, yang membuat petani garam miris, hal ini di benarkan oleh Mahdori petani garam Kwanyar, dia memilih menimbun hasil panennya, Mahdori dalam hal ini tidak menampiknya.
“Iya harga sekarang masih rendah di bawah 2000 per kilo gram, pemerintah dalam hal ini harus menghentikan import garam, supaya kami (petani garam,red) bisa memenuhi kebutuhan sandang pangan kami dan meningkatkan pendapatan perkapita, semoga saja petani pgaram di Pesanggrahan Kwanyar ini manjadi sukses,” Harapnya.
Tak hanya Bupati, sistem prisma garam ini, juga mendapat perhatian serius dari caleg DPR RI dapil Jatim XI Madura Moch. Effendi, SH dari Partai Perindo nomor urut 2, menurutnya sistem ini juga sesuai misinya Ayo Bangun Desa, dan mengembangkan potensi garam di Madura, yang nantinya sistem ini bisa di aplikasikan ke pemerintah pusat.
“Kebutuhan garam yodium ini sangat pesat dari tahun ke tahun, untuk itu saya juga akan mensosialisaikan sistem ini kepada para petani garam di Madura, agar kebutuhan garam nasional bisa dipenuhi,” tutupnya. [Red]