Caption:
Salah satu kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Departemen Akuakultur Unair.
SURABAYA, beritalima.com|
Prodi S1 Akuakultur merupakan salah satu program studi yang berada di bawah naungan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FKP) Universitas Airlangga. Prodi yang sebelumnya bernama Budidaya Perairan ini telah berdiri sejak tahun 2000 serta telah memperoleh akreditasi A dari BAN-PT dan akreditasi internasional ASIIN.
Akuakultur Unair memiliki kekhususan materi di bidang kesehatan ikan dan lingkungan. Hal ini menjadikan prodi satu ini memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan prodi sejenis. Selain itu, ilmu akuakultur merupakan salah satu bidang ilmu yang mendukung potensi perikanan Indonesia. Berbagai keunggulan ini menjadikan prospek kerja lulusan Akuakultur Unair terbuka sangat luas.
“Lulusan Akuakultur memiliki prospek kerja yang luas diantaranya sebagai ASN, wirausaha bidang akuakultur, peneliti, pendidik, dan sebagainya. Prospek kerja lulusan sudah mencakup skala nasional maupun internasional,” terang Putri Desi Wulan Sari SPi MSi, dosen sekaligus sekretaris prodi Akuakultur Unair, Selasa (31/1/2023).
Kegiatan perkuliahan di prodi Akuakultur Unair juga ditunjang dengan fasilitas yang memadai seperti gedung kuliah yang dilengkapi AC dan LCD, lift menuju ruang perkuliahan, serta wi-fi zone yang diperuntukkan bagi ruang diskusi mahasiswa.
“Tidak hanya itu, mahasiswa juga diberikan fasilitas lain yang menunjang kegiatan akademik seperti kolam ikan pendidikan.
Prodi telah menyiapkan pembelajaran di kelas, praktikum di laboratorium, praktikum di lapangan, Praktik Kerja Lapangan (PKL), dan magang yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa prodi Akuakultur,” ungkap Putri.
Sebagai syarat kelulusan, mahasiswa prodi Akuakultur dapat mengerjakan tugas akhir dalam bentuk penelitian, baik yang bersifat deskriptif maupun eksperimental.
Dengan dukungan fasilitas, baik secara akademik maupun nonakademik, maka tidak mengherankan jika prodi ini banyak melahirkan inovasi-inovasi yang telah diterapkan oleh masyarakat. Misalnya, laserpunktur yang diciptakan oleh Dr Akhmad Taufiq Mukti SPi MSi serta alat monitoring kualitas air berbasis Android yang merupakan gagasan dari mahasiswa Akuakultur sendiri.
“Beberapa inovasi dosen dan mahasiswa didapat dari program PKM, kolaborasi penelitian dengan instansi eksternal Unair (nasional dan internasional), serta sudah diterapkan oleh masyarakat akuakultur,” ujar Putri.
Guna kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, prodi Akuakultur juga telah melakukan kerjasama dengan pihak eksternal baik skala nasional maupun internasional. (Yul)