SURABAYA, beritalima.com | Produser film nasional, Avesina Soebli bersama sutradara dan timnya, berkunjung ke rumah dinas Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, di Jalan Sedap Malam Surabaya, Selasa (2/8/2022) sore. Kunjungan ini bertujuan untuk silaturahmi sekaligus meminta izin akan memproduksi film di Kota Pahlawan.
Film bergenre romantis atau percintaan berjudul ‘Karena Cinta Bukan Bayangan’ ini, akan segera digarap di Kota Surabaya mulai bulan depan. Rencananya, film karya Avesina Soebli ini tayang di bioskop pada awal tahun 2023.
Wali Kota Eri Cahyadi menyambut baik dan mengaku senang Surabaya dipilih sebagai lokasi pembuatan film tersebut. Menurutnya, itu sama dengan yang dia pikirkan selama ini, yaitu bagaimana mengenalkan Kota Pahlawan bukan hanya dari sisi pekerjaan.
“Ini sama dengan pemikiran saya, bagaimana mengenalkan Surabaya ke Nasional dan Internasional bukan hanya dari pekerjaan, tapi dari seni hiburan. Karena Surabaya hari ini yang kita kenal kan luar biasa. Ada Tunjungan Romansa, Susur Sungai (Kalimas) nanti Insyaallah juga kita bentuk Kya-kya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Apalagi, kata dia, film yang akan digarap oleh Avesina Soebli di Surabaya itu berkategori anak muda dengan genre romantis. Tentunya, dia meyakini, orang yang menonton film tersebut bakal teringat terus dengan Kota Pahlawan.
“Inilah harapan saya ketika (orang) ke Surabaya itu, masih ingat apa yang ada di Kota Surabaya. Alhamdulilah, saya berharap film ini segera bisa terealisasi dan diputar di Indonesia, khususnya di Surabaya. Sehingga orang Indonesia maupun Internasional mengenal Surabaya,” harapnya.
Baginya, Surabaya ini adalah kota yang keras kepala. Juga, kota yang pantang menyerah. Namun, kata dia, Surabaya selalu memiliki tujuan yang terus tercapai dengan hati yang lembut. “Jadi Surabaya ini kota yang romantis, meskipun orang-orangnya keras,” katanya.
Saat ditanya apakah akan terlibat dalam pembuatan film tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi mengaku bakal melihat dulu bagaimana alur ceritanya. Jika dinilai alur cerita film tersebut cocok, ia pun bersedia terlibat di dalamnya.
“Ya kita lihat nanti kalau jadi orang muda ya tidak pantas, saya kan (umur) 45. Kalau misalnya nanti diajak atau diminta ya kita lihat dulu, pantas atau tidak. Kalau pantas ya dilakoni (dijalani),” kata dia.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengakui ingin mengenalkan Kota Pahlawan melalui berbagai bidang. Salah satunya melalui dunia seni perfilman. Bahkan sebelumnya, ia juga sempat terlibat langsung dalam pembuatan film dokumenter Bung Karno yang dikerjakan di Surabaya.
“Jadi saya juga ikut berperan di situ, dijadikan Bung Karno yang umur 45 tahun. Di situlah saya akan menjadikan film itu sebagai film dokumenter. Film yang mengenalkan Kota Surabaya dan sekaligus nanti anak-anak SD, SMP dan pemuda-pemudi Surabaya akan melihat sejarah Kota Surabaya seperti apa,” jelasnya.
Oleh sebabnya, Wali Kota Eri Cahyadi juga berencana membentuk lagi Sekolah Kebangsaan dan Museum Nasional yang ada di Siola. Nantinya di lokasi itu akan bercerita terkait dengan kemerdekaan. Mulai dari perjuangan Bung Karno, Bung Tomo hingga susur nilai sejarah dari Jalan Pandean hingga Penghela Surabaya.
“Sehingga dari seni film ini nanti bisa menancap di hati anak-anak kita, baik SD, SMP maupun muda-mudi lain bahwa Surabaya memang adalah Kota Pejuang. Itu harus masuk secara visual dan virtual, tidak hanya membaca saja,” imbuhnya.
Sementara itu, Avesina Soebli, produser film Sepatu Presiden, Perahu Kertas hingga Laskar Pelangi tersebut mengungkapkan, bahwa pihaknya akan segera menggarap film bergenre romance di Kota Surabaya. Film tersebut, sekaligus untuk mengenalkan potensi-potensi wisata di Surabaya maupun tentang kuliner dan budayanya.
“Semoga film ini bisa dinikmati Insyaallah sekitar kuarter pertama tahun depan. Kita akan coba mengajak para pemain-pemain yang sudah dikenal luas, sudah populer. Belum bisa saya sebut namanya karena ini masih rahasia. Mudah-mudahan jadi surprise yang akan terlibat di dalam film ini,” kata Avesina Soebli.
Ia pun membocorkan sedikit terkait alur cerita yang akan diangkat dalam film tersebut. Yaitu, bagaimana ketika orang Surabaya itu pergi ke mana pun, maka akan kembali lagi ke Kota Pahlawan. “Ada rasa cinta, Surabaya ini nyawa. Jadi, orang dari manapun pasti pulangnya ke Surabaya. Nah, nyawa ini yang akan kita ceritakan dalam kisah cinta yang sangat manis,” ungkap dia.
Film tersebut, kata dia, bakal disutradarai oleh Benni Setiawan. Yakni, sosok penulis skenario sekaligus sutradara dalam film Layangan Putus. Sedangkan skenario film yang bakal digarap di Kota Pahlawan ini, menceritakan bagaimana seseorang yang pulang ke Surabaya.
“Dulu pernah bikin film di Surabaya, kok kita ini bisa larut di Surabaya ingin balik lagi, ingin balik lagi. Nah, suasana hati ini yang saya ajak di dalam film ini. Karena nyawanya itu beda, kalau saya datang ke kota-kota lain dengan datang ke Kota Surabaya,” pungkasnya. (*)