JAKARTA, Menjelang pilpres 2019 yang sebentar lagi berlangsung tanggal 17 april 2019,Ada satu ancaman baru selain “Perang Total dan Perang Modern “, biayanya lebih murah enggak keliatan tapi efektif, dan bisa menghancurkan dengan cara lebih halus, sekarang ini muncul lagi teror proxy war untuk membuat perpecahan di masyarakat, ujar Wibisono,SH,MH (pengamat militer) menyatakan ke media di jakarta,senen (4/3/2019)
Menurutnya, ancaman proxy war itu berupa ancaman yang lahir dari media sosial (sosmed) Dimana meracuni pikiran masyarakat melalui hoax dan ujaran kebencian, sehingga terjadi pertikaian sesama anak bangsa. Oleh karenanya masyarakat Indonesia tetap bersatu untuk melawan ancaman itu, tutur wibisono.
“Tapi intinya bahwa adalah untuk mencapai keadilan sosial, adil dan makmur butuh persatuan dan kesatuan bangsa,” jelasnya.
Saat ini proxy war, dimana yang diserang adalah alam pikir serta perilaku masyarakat, “Informasi hoax banyak beredar untuk mengadu domba antar masyarakat kita sendiri. Karenanya, sangat penting bagi kita untuk mengusung serta mengimplementasikan kebudayaan peradaban bangsa yang sesuai nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” kata wibi.
Proxy war sudah berlangsung dalam beragam bentuk,terutama di tahun politik ini, selain gerakan separatis,adu domba isue agama,dan pernyataan pejabat-elite yang membuat gaduh di masyarakat, ujar wibi.
APA ITU PERANG PROXY?
Perang proxy atau proxy war adalah terjadinya konflik yang disulut oleh lawan yang tidak saling bertarung secara langsung. Sebagai gantinya, mereka menggunakan pihak ketiga untuk melakukan pertarungan tersebut untuk mereka.
Kekuatan yang terlibat dalam proxy war biasanya adalah negara-negara yang memiliki ideologi dan kepentingan yang saling bertentangan satu sama lain. Namun, perang skala besar langsung di antara mereka akan menyebabkan kerusakan besar dan tentunya menimbulkan banyak korban jiwa. Oleh karena itu, mereka lebih suka melakukan perang proxy di negara-negara berkembang untuk menghindari kerugian dan mencapai beberapa kepentingan tertentu pada saat bersamaan.
Pihak ketiga bisa jadi berupa pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang dibentuk atau didukung oleh kekuatan yang berlawanan, atau angkatan bersenjata, tentara bayaran dan kelompok teroris yang bisa menyerang lawan tanpa menyebabkan perang skala penuh,papar wibi
Seiring dengan perkembangan teknologi, sifat dan karakteristik perang telah bergeser. Perang masa kini yang terjadi dan perlu diwaspadai oleh Indonesia, salah satunya adalah proxy war.
Proxy war tidak melalui kekuatan militer, tetapi perang melalui berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Baik melalui politik, melalui ekonomi, sosial budaya, termasuk hukum.
Proxy war merupakan sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko kehancuran fatal.
Dalam proxy war, tidak bisa terlihat siapa lawan dan siapa kawan. Dilakukan non state actor, tetapi dikendalikan oleh sebuah negara. Ini karena ada banyak negara yang ingin menguasai sumber daya alam Indonesia melalui proxy war,oleh karena itu pada tahun politik ini,kita harus jaga bersama ancaman “Proxy War” ini untuk Keutuhan NKRI, terutama para pejabat TNI-Polri untuk bersikap Netral dalam pilpres 2019, pungkas Wibisono.
(Penulis : pengamat militer Wibisono)