Beritalima – Denpasar – Kawasan sepanjang Jalan Hangtuah Denpasar terlihat kumuh, dan macet lalu lintasnya , akibat proyek asal-asalan PT. Sanur Jaya Utama, kemacetan mengular sepanjang jalan tersebut, apalagi di jam-jam sibuk antara pagi jam 07.00-09.00, siang jam 12.00-01.30 dan sore jam jam 17.00 hingga 20.00, hal ini juga diperparah oleh kesibukan proyek trotoar yang sedang dibangun sepanjang jalan tersebut.
Bahkan proyek trotoar yang digarap oleh PT. Sanur Jaya Utama tersebut banyak menimbulkan protes warga, akibat penggarapannya yang mengambil posisi kiri dan kanan, semestinya harus digarap satu arah saja yang sebelah kiri saja atau sebelah kanan saja hal inilah yang sering memicu kemacetan. Demikian disampaikan salah satu pengguna jalan yang mengaku setiap hari melewati ruas jalan tersebut.
Sementara menurut pemerhati pembangunan, yang namanya enggan untuk dikorankan mengatakan pembangunan troktoar sepanajang Hangtuah ini terkesan “Proyek Asal Asalan” kenapa demikian karena waktu pembongkaran awal terlihat dasar pondasi got yang sudah ada dibiarkan begitu saja tanpa dibongkar dan langsung ditumpuk dengan pondasi yang baru, padahal pondasi yang lama itu kelihatan sudah tua dan tidak layak untuk dipakai kembali. “Semestinya itu harus dibongkar dari bawah, masak sih semua ditumpuk begitu saja, bagaimana pengawas proyeknya kok dibiarkan demikian?,” tegasnya.
Berkaitan dengan temuan tersebut, beberapa awak media menemui penggungjawab proyek dari pihak PT. Sanur Jaya Utama, Ketut Karnaya ketika dihubungi lewat ponselnya, ia bungkam, bahkan dalam SMSnya mengarahkan para awak media ini bertemu langsung Karianto selaku kapro proyek tersebut, Namun ketika ditemui di lokasi proyek, mereka tidak ada ditempat dengan alasan ada di rumah sakit. Berselang beberapa menit awak media diarahakan kebagian Lapangan,
Menurut keterangan Tri Setiawan yang mengaku Pelaksana Proyek tersebut, bahwa mengunakan pondasi lama seperti pelat besi dan saluran kembali untuk jembatan kecil itu, karena semua masih dianggap bagus, nah itu kan merupakan aset negara, jadi yang masih baik untuk tetap dipakai. Namun terkait dengan saluran got sebelah kiri dari barat mulai dari saluran drainase 100 meter dibongkar semua, bahkan pihak kontraktor juga mengaku telah membuat saluran baru. “Sedangkan saluran sebelah kanan mulai dari bundaran drainase 100 meter sampai drainase berikutnya 300 meter kita buat baru, sedangkan yang lainya kita buat peninggian sana, ujarnya.
Berkaitan dengan penumpukan pondasi lama dengan yang baru tersebut, Tri Setiawan mengakui adanya penumpukan atau peninggian dengan pondasi yang baru karena dilihat secara fisik masih bagus dan disetujui oleh Dinas PU Provinsi bali, maka dibuatlah hanya peninggian saja. “Proyek yang kami bangun progressnya sudah mencapai 60 persen, tinggal kami mengaspal lagi satu lapis terus ada penambahan trotoar baru juga. Kami mengakui memang ada beberpa yang tidak kami bongkar, karena dari fisiknya masih bagus hanya perlu pembersihan saluran saja, karena airnya dipakai irigasi,” ungkap tri.