Banyuwangi beritalima.com – PT Bumi Suksesindo (BSI), operator pertambangan emas di Gunung Tumpangpitu, kembali menggelar pelatihan bagi Takmir Masjid. Tempat pelatihan tersebar di Desa Sumbermulyo dan Desa Sumberagung. Pelatihan itu sendiri mendapat sambutan sangat positif dari masyarakat di semua tempat pelatihan digelar.
Bahkan, suasana pelatihan yang digelar di Masjid At Taqwa Dusun Pancer Desa Sumberagung, terlihat berbeda dengan tempat pelatihan lainnya. Pelatihan di Pancer tersebut dipadati peserta, lebih dari 50 orang. Sepertinya, masyarakat nelayan di wilayah ring satu PT BSI, itu masih menyempatkan waktu untuk memupuk pengetahuannya.
”Alhamdulillah, saya tidak menyangka jika pelatihan disini (Pancer) jumlah pesertanya lebih banyak dari tempat pelatihan lainnya. Semoga ilmu dari pelatihan bermanfaat bagi semua,” kata Nur Khoiri, Ketua Panitia Pelaksana, Selasa (31/5/2016).
Pelatihan mendatangkan pemateri dari sejumlah lembaga kompeten. Antara lain, The Wahid Institute, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pengurus Besar Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (PB LTMNU). Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (BAZDA) Banyuwangi. Nur Khoiri yakin, tema yang diangkat dalam pelatihan dan pemateri menjadi magnet tersendiri.
”Tema yang kita angkat fiqih sehari hari seperti tata cara memandikan jenazah terutama jenazah korban tenggelam dan pengidap penyakit menular. Juga tema soal manajemen, tata kelola potensi serta revitalisasi masjid,” tambahnya.
Disamping di Masjid At Taqwa, pelatihan dan kajian sebagai peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), ini juga digelar masjid lainnya. Antara lain di Masjid Asyafa’a, Masjid Umi Hamuda, di Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung. Kemudian di Masjid Baitu Makmur di Dusun Mulyo Asri, Masjid Nurul Namun di Dusun Tembakur, Desa Sumbermulyo. Jumlah total peserta pelatihan itu sendiri mencapai 175 orang.
”Pelatihan ini adalah yang kedua, yang dimulai dari tanggal 23 (Mei) hingga akhir bulan ini,” ujarnya.
Ditemui terpisah, Ustad Lukman Hakim, Sekretaris MUI Banyuwangi, yang menjadi pemateri fiqih sehari-hari menambahkan, pelatihan dan kajian tentang fiqih akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Seperti tata cara merawat jenazah secara syar’i. Karena tidaklah banyak orang yang mau menjadi perawat jenazah. Padahal kehadiran petugas perawat jenazah sangat dibutuhkan ditengah masyarakat.
”Apalagi tidak mudah merawat jenazah dengan kondisi khusus, seperti jenazah yang mengidap penyakit menular. Petugas perawat jenazah harus paham tata cara yang benar secara agama dan tidak mengabaikan sisi kesehatan,” ujarnya, sembari mengingatkan agar kajian fiqih tidak menjadi perdebatan namun harus diletakan dalam kerangka keilmuan.
Sementara itu, Tanggung, peserta asal Pulau Merah mengaku tertarik mengikuti pelatihan karena tema dan materi pelatihan yang berbeda. Apalagi, kata Tanggung, selama ia menjadi takmir masjid belum memiliki ilmu manajemen yang mumpuni untuk mengelola masjid secara profesional. Yang dilakukan sejauh ini ia dan rekan-rekannya hanya mengelola masjid semampunya saja.
”Sangat bermanfaat. Kami masih buta soal manajemen pengelolaan masjid. Jarang pelatihan dengan materi seperti ini. Apalagi pemateri yang memberikan ilmu manejemen pengelolaan masjid juga sangat menguasai,” pungkasnya.
Tidak lupa, selama pelatihan digelar, PT BSI juga menyumbangkan sejumlah souvenir kepada pengurus dan takmir masjid untuk menunjang kegiatan di masjid. Diantaranya alat pengeras suara, jadual Salat sepanjang masa, jam dinding dan buku pegangan tata kelola masjid.(Abi)