MADIUN, beritalima.com- Satu-satunya BUMN yang memproduksi kereta api (KA), yakni PT INKA (Persero) Madiun, Jawa Timur, optimis target penjualan pada 2017 ini bisa tercapai. Karena sejumlah pekerjaan dari dalam dan luar negeri dipastikan mampu mendorong kinerja keuangannya.
“Tahun ini (2017) kita ditarget untuk bisa melakukan sales (penjualan) dengan nilai Rp.2,6 triliun. Sampai akhir Desember ini kami yakin bisa mencapai target tersebut,” ungkap Senior Manager Secretary, Public Relation dan CSR PT INKA (Persero) Madiun, Cholik Mochamad Zam Zam, di kantornya, Rabu 6 Desember 2017.
Keyakinan Cholik ini karena hingga saat ini sampai tahun depan sudah cukup banyak pekerjaan pengerjaan kereta yang dipesan dari dalam maupun luar negeri.
Cholik menyebut, dari dalam negeri, PT INKA mendapat pesanan untuk pembuatan empat trainset (rangkaian) KA untuk Bandara Soekarno-Hatta, Kereta Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang, Kereta Bandara Adi Sumarmo, Solo, pesanan PT Railink (anak perusahaan PT KAI (persero)).
“Untuk kereta BIM nilainya mencapai Rp.138 miliar untuk tiga trainset. Tapi, yang satu akan dialihkan ke Adi Sumarmo dan dua tetap untuk BIM,” jelasnya.
Pekerjaan lain adalah pembuatan KA Light Rapid Transit (LRT) untuk Asian Games di Palembang yang nilainya mencapai Rp.388 miliar serta 438 unit kereta pesanan PT KAI untuk penggantian kereta-kereta tua. Ada pula pesanan dari Dirjen Perkeretaapian Menhub RI berupa pembuatan kereta kerja.
“Kalau yang dari luar negeri ada pesanan dari Bangladesh yang nilainya mencapai Rp,1,6 triliun. Sehingga kami yakin di akhir tahun target tercapai. Bahkan kemudian ketika ada peningkatan target menjadi Rp.3 triliun di 2018, meski belum diputuskan, kami yakin bisa tercapai,” papar Cholik, optimis.
Untuk kereta bandara diperkirakan akan selesai pada April hingga pertengahan 2018. Demikian pula untuk LRT Sea Games Palembang 2018 yang berkapasitas sekitar 200-an orang. Sedangkan untuk kereta pesanan KAI untuk penggantian kereta tua akan diselesaikan pada 2018 dan 2019. Saat ini penggarapan kereta-kereta tersebut sudah berjalan sekitar 80 persen hingga 90 persen.
“Kami juga sedang mengikuti lelang di Filipina. Tapi nilai kontrak dan jumlah keretanya belum kami dapatkan sebab kami baru saja diundang untuk itu,” pungkas Cholik.
Sebelumnya, PT INKA pernah menggarap pesanan dari Filipina dan mungkin dinilai mampu bersaing dengan produk dari Cina dan India sehingga kembali diminta mengikuti lelang di negara tetangga tersebut. (madiuntoday).