Puncak Hari Jadi Ke- 818 Tulungagung, Pemkab Gelar Wayang Kulit

  • Whatsapp

TULUNGAGUNG, beritalima.com- Puncak acara peringatan Hari Jadi ke-818, Pemkab Tulungagung menggelar wayang kulit di pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso. Sabtu, (25/11/2023) malam

Acara dihadiri oleh, Pj. Bupati Tulungagung, Heru Suseno, Forkopimda, Sekdakab, Kepala OPD, tokoh masyarakat, serta para tamu undangan lainnya.

Diawali dengan pementasan tari Gambyong Mari Kangen, dan tari Kenyo Ngrowo khas Tulungagung, kemudian pemberian bantuan sembako, pemberian penghargaan kepada para pemenang berbagi lomba dan kejuaraan yang digelar dalam memperingati Hari Jadi ke- 818 Kabupaten Tulungagung.

Dengan penyerahan Gunungan wayang kulit oleh Pj.Bupati Tulungagung kepada Dhalang Ki Cahyo Kuntadi, menandai dimulainya pagelaran wayang kulit dengan lakon “Wahyu Makutharama”.

Dalam sambutannya, Pj.Bupati Tulungagung, menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak atas terselenggaranya pagelaran wayang kulit pada peringatan Hari Jadi ke- 818 Kabupaten Tulungagung, serta kepada masyarakat Tulungagung yang antusias menyaksikan pagelaran wayang kulit yang menjadi puncak acara peringatan Hari Jadi Kabu Kabupaten Tulungagung.

Menurutnya, pagelaran wayang kulit tidak sekadar tontonan namun juga tuntunan dan tatanan yang mengandung nilai-nilai religius, etis, dan estetis. Wayang merupakan salah satu jenis seni pertunjukan yang memasyarakat dan mudah diterima di semua kalangan.

Oleh karena itu, lanjutnya, pergelaran wayang kulit yang sarat dengan pendidikan budi pekerti, diharapkan dapat memberikan solusi alternatif untuk mengatasi berbagai krisis di kehidupan bermasyarakat, serta bisa memberikan motivasi kepada semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama mendukung pembangunan Kabupaten Tulungagung yang tangguh, tanggap, berkelanjutan menuju kesejahteraan.

“Dengan diselenggarakan pagelaran wayang kulit, diharapkan semua bisa memetik makna positif dari lakon yang digelar pada malam ini yaitu, Wahyu Makutharama (Mahkota Rama), yang mengandung pengetahuan tentang memasyarakatkan ajaran kepemimpinan,” lanjut Heru Suseno.

Selain itu, paparnya, pola kepemimpinan yang menjadi nilai-nilai luhur dan patut menjadi teladan bagi siapapun, menjadi pemimpin bangsa dan mampu memimpin negara dengan adil dan bijaksana sesuai dengan ajaran Hastha Brata.

“Delapan sifat alam yang dapat menjadi teladan bagi seorang pemimpin terdiri dari, watak matahari, watak rembulan, watak bintang, watak mendung, watak bumi, watak samudera, watak api dan watak angin, yang masing-masing watak memiliki makna yang berbeda, yang nanti akan diterangkan oleh Ki Dalang,” tandas Pj. Bupati Tulungagung. (Dst)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait