Puncak Harlah NU Di Surabaya, Beri Penghargaan Mall TP, Radio Yasmara Hingga Pembekalan Peserta MKNU

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com| Puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama ke-97, oleh PCNU Kota Surabaya dilakukan secara sederhana dengan memberikan penghargaan pada sembilan pihak yang berkontribusi dalam pengembangan syiar Islam dan nilai-nilai Ahlusunna wal Jamaah (Aswaja) serta pembekalan ratusan peserta Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU), di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Sabtu malam (7/3/2020).

Acara tersebut juga dihadiri, Ketua PBNU,Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho, Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bapekko) Surabaya, Eri Cahyadi dan seluruh jajaran pengurus Syuriah dan Tanfidziyah NU Kota Surabaya.

Sembilan penghargaan dari NU Kota Surabaya diberikan kepada manajemen Mall Tunjungan Plaza, Radio Yasmara, SDI Bahrul Ulum, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Sukolilo, Pengurus Ranting (PR) NU Rungkut Lor, MWC NU Tambaksari, Ustad H Khoiron Syueb, Dr Sunarto dan Dinas Perhubungan Kota Surabaya.

“Penerima penghargaan ini secara nyata menunjukkan dedikasinya untuk mengembangkan syiar Islam melalui penyediaan sarana ibadah yang memadai dan dikelola sesuai dengan ‘amaliyah-‘ubudiyah Ahlussunnah wal-Jamaah. Selain itu, mereka juga memberikan kemanfaatan yang besar bagi kehidupan beragama dan kesejahteraan sosial, sesuai dengan misi NU sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan,”kata Ketua PCNU Kota Surabaya, Dr Achmad Muhibbin Zuhri MAg.

Ketua PBNU, Mohammad Nuh menilai kegiatan pemberian penghargaan oleh NU Kota Surabaya kepada berbagai kalangan masyarakat tersebut sebagai budaya apresiatif dan konstruftif yang harus dikembangkan dalam kalangan nahdliyin dan masyarakat.

“Penghargaan itu justru menumbuhkan orang untuk terus bersemangat untul memberikan prestasi dan berkontribusi, itu adalah bagian tradisi Aswaja harus terus dibangun, disitulah nanti tradisi nahdiyah menjadi bagian dari kultur masyarakat akan tumbuh dan tidak perlu didebat lagi,”katanya.

Ia mencontohkan saat ini sudah banyak masyarakat melakukan tahlil, menurutnya siapapun yang meninggal akan mengadakan tahlil, karena hal tersebut bagian dari budaya dan tidak perlu didebat kusirkan lagi.

Dalam kesempatan itu, Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar memberikan pembekalan pada kader NU Kota Surabaya untuk selalu memperkuat pendidikan dasar formal yang sesuai dengan ajaran Ahlusunnah wal-Jamaah (Aswaja) dan kecintaan pada bangsa dan negara.

Ia menekankan pendidikan Aswaja dan cinta tanah air perlu ditanamkan sejak usia dini atau sekolah dasar sehingga di masa yang akan datang akan tetap banyak kaderb NU untuk menjaga negara dan bangsa.

Dikatakannya kader NU Kota Surabaya harus mampu berperan dalam memberikan program pengajaran di Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Surabaya. “ SDN harus diberi ajaran dan kegiatan yang sama seperti Madrasah Islam yang sesuai dengan tuntunan para Ulama NU, pagi diajak sholat dhuha dan ngaji,dan pulang dibiasakan doa bersama dengan surat Al-Asr tiga kali ,”ujarnya.

Usai memberikan pembekalan, KH Marzuki Mustamar menutup tausiyahnya dengan membaiat kader NU untuk selalu berjuang dalam menegakkan nilai-nilai para Ulama NU serta untuk selalu menjaga negara dan bangsa. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait