KUPANG, beritalima.com – Dalam puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Bank NTT meluncurkan program kredit mikro merdeka (KMK) dengan bunga nol persen tanpa agunan khusus bagi pelaku usaha mikro kecik (UKM)
Peluncuran program KMK tersebut, berlangsung di halaman depan Kantor Pusat Bank NTT, pada Jumat (17/7/2020) malam, dihadiri Wakil Gubernur NTT, Josef A. Naesoi, Anggota DPD RI, Paul Liyanto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur, I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala OJK NTT, Robert Sianipar, Sekda NTT, Benediktus Polo Maing, pimpinan bank, 25 debitur KMK, karyawan Bank NTT, serta undangan lainnya.
Saat peluncuran program itu, Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi, melakukan scane barcode Skim Kredit merdeka dari perangkat telepon genggam.
Disaksikan media ini, sebelum peluncuran Skim Merdeka didahului dengan penandatanganan akad kredit sebanyak 25 debitur Kantor Cabang Khusus dengan Bank NTT yang mengakses Kredit Mikro Merdeka.
Penandatanganan Skim Kredit Mikro Merdeka tersebut, disaksikan Pimpinan Kantor Cabang Khusus Bank NTT Kupang, Johanis Tadoe, Karo Ekonomi dan Kerja Sama Setda Provinsi NTT, Lery Rupidara, Lurah Penfui Fransiskus Dugis, dan Ketua Karang Taruna Penfui, Jefri Tapobali.
Skim Kredit Mikro Merdeka merupakan kredit bagi para pelaku usaha mikro, yang murah, mudah dan cepat. Sehingga para pelaku mikro dapat merdeka dari rentenir, merdeka dari bunga pinjaman, dan merdeka dari agunan, serta sistem pelayanan yang mudah, murah dan cepat.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antar BP Jamsostek Cabang NTT dengan Bank NTT tentang Sinergi Perlindungann Pekerja dalam Program Jamsostek dengan penyaluran Kredit Mikro Merdeka, dan sekaligus menyerahkan secara simbolis BPJS kepada dua orang dibitur Kredit Mikro Merdeka dan dua orang driver Kupang Jack.
Penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut, dilakukan Plt Dirut Bank NTT, Alex Riwu Kaho dan pimpinan BP Jamsostek Cabang Kupang yang diwakili, Armada Kaban.
Untuk diketahui, proses pencairan Kredit Mikro Merdeka hanya membutuhkan waktu satu jam dengan bonus tambahan setiap pelaku usaha mikro langsung diberikan fasilitas perlindungan keselamatan kerja BP Jamsostek.
Plt. Dirut Bank NTT, Alex Riwu Kaho, dalam laporannya mengatakan, sejak Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi, memimpin NTT dalam priode ini, NTT Bangkit dan NTT Sejahtera, maka implementasi fungsi enterpreneurship bank yang kami lakukan adalah mengemas Skim Merdeka.
Dikatakan Alex, Skim tidak saja memberikan kemudahan dalam layanan mempersiapkan birokrasi dengan bunga nol persen, waktu layanan satu jam, tetapi kepada semua debitur langsung diberikan atau diikutsertakan alam program keselamatan kerja sesuai produk yang dimiliki oleh BP Jamsostek, sehingga nanti dalam melaksanakan berbagai kegiatan usaha resiko – resiko di luar resiko usaha, resiko keselamatan kerja sudah dicaver oleh BP Jamsostek.
Salah satunya adalah ketika mengalami musibah dan membutuhkan perawatan tidak ada plafon yang membatasi biaya perawatan, BP Jamsostek akan memberikan perlindungan. Karena itu, momentum bangkit, bertumbuh, dan berubah tidak saja sekedar komitmen, tapi menunjukkan kualitas.
“Karena produk ini mungkin bunga nol persen sudah banyak di Indonesia, tetapi sinergitas, kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk dengan tim percepatan akselerasi keuangan daerah menjadi skim kredit merdeka ini menjadi model pertama di Indonesia yang dari mitigasi kreditnya yang sudah dicaver oleh Jamkrida dan mitigasi resiko keselamatan kerja sudah dicaver oleh BP Jamsostek,” kata Alex menambahkan.
Dikatakannya, untuk mempermudah pelayanan, Bank NTT mulai melakukan langkah perbaikan. “Kedepan masyarakat karena keterbatasan akses tidak perlu lagi datang ke Bank NTT, tetap dengan teknologi custamer onboarding itu teman – teman yang ada di marketing kredit, marketing dana bisa melakukan aktivasi pembukaan rekening tabungan, rekening giro, rekening deposito termasuk bagi masyarakat yang ingin bermitra dalam mendapatkan fasilitas kredit,” kata dia menambakan. (L. Ng. Mbuhang)