MADIUN, beritalima.com- Duduk di tiga kursi yang menyendiri di parkir utara Balai Kota Madiun, Jawa Timur, Mujiati (74), Ny. Suhud (72) dan Ani (50), tampak khidmat mengikuti upacara Peringatan Hari Pahlawan oleh Pemerintah Kota Madiun, Jumat 10 November 2017.
Bangga bercampur haru saat Wali Kota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto, menghampiri ketiganya dan menyerahkan tali asih berupa sejumlah uang kepada mereka. Sugeng Rismiyanto memberikan sejumlah dana kepada tiga janda veteran perintis perjuangan di Kota Madiun, itu.
Bukan besarnya dana yang menjadi kebahagiaan, namun perhatian yang diberikan menjadi bentuk penghargaan terhadap perjuangan almarhum suami dan ayah mereka.
Bagi Mujiati, warga Kelurahan Taman, tali asih dari Pemkot Madiun membuatnya terkenang akan suaminya yang turut gigih merebut dan memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
“Kami hanya bisa berterima kasih masih ada perhatian atas perjuangan bapak (almarhum Simin). Saya jadi ingat bagaimana dulu bapak sebagai tentara ikut bertugas bertempur meninggalkan saya dan anak-anak ke sana ke mari. Dari Madiun, ke Blitar, muter ke Yogya. Bahkan pernah dikirim sampai ke luar pulau,” cerita Mujiati, mengenang perjuangan suaminya di tahun 1945-an.
Setiap kali suami berada di antara desing peluru, hatinya turut berdesir. Hanya doa yang bisa dipanjatkannya untuk keselamatan sang suami.
“Tapi beruntung, bapak masih diberi keselamatan dan bisa mendampingi keluarga sampai tahun 2008 lalu,” tuturnya.
Kenangan tentang suami, juga dirasakan Ny. Suhud, warga kelurahan Klegen. Suaminya yang merupakan anggota TNI AD saat itu juga gigih mempertahankan kemerdekaan. Mulai dari Blitar, Tulungagung dan sejumlah daerah di Jawa Timur. Kobar semangat juangnya pun terus menyala hingga tutup usia sekitar lima tahun lalu.
“Buat kami, bapak adalah contoh pejuang yang tulus demi kemerdekaan. Sehingga buat kami, tali asih ini adalah penghargaan dan perhatian dari kepala daerah. Harapannya, warga Indonesia ini terus saling mendukung sehingga bisa mengisi kemerdekaan,” ungkapnya.
Hampir senada, Ani, putra seorang veteran perintis kemerdekaan Lasidi Hadi Prawiro, warga Kelurahan Oro-Oro Ombo. Meski tak pernah melihat langsung beratnya perjuangan sang ayah, namun ia bisa merasakan betapa para pejuang seperti ayahnya harus memiliki strategi jitu agar tidak mati konyol.
“Pernah suatu ketika, bapak harus memanfaatkan jasa mbok-mbok tukang sayur untuk memberi kode soal keberadaan tentara Belanda. Mbok sayur itu kan mau lewat suatu daerah, lalu diminta menoleh kalau ada tentara belanda yang berjaga, dan tidak menoleh kalau ada tentara Belanda. Dan dengan strategi itu, bapak berhasil melintas suatu daerah yang dijaga ketat. Persis di film-film gitu,” ujarnya mengulang cerita almarhum ayahnya.
Ani menyatakan, tali asih dari Pemkot Madiun merupakan perhatian yang besar bagi para pejuang seperti ayahnya.
Sementara itu Wali Kota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto, mengatakan, dalam Peringatan Hari Pahlawan kali ini ia mengajak seluruh warga bangsa untuk selalu menjaga rasa nasionalisme.
“Karena Hari Pahlawan merupakan pertempuran terbesar yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia ada dan telah merdeka. Saat itu, para pejuang dari berbagai suku, daerah, agama dan keyakinan bersatu menyerahkan jiwa dan raganya untuk mempertahankan kemerdekaan,” tutur H. Sugeng Rismiyanto. (Dinas Kominfo Kota Madiun).