PWI Banyuwangi Dilantik di Tengah Areal Perkebunan

  • Whatsapp

Banyuwangi beritalima.com –  Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Banyuwangi dilantik di aula kantor Perkebunan PTPN XII Kedenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, kemarin (19/5).

Uniknya, jika acara pelantikan dilaksanakan di hotel atau di kawasan kota, kali ini pelantikan  pengurus PWI justru diselenggarakan di tengah perkebunan dengan situasi yang sejuk dan asri.

Acara pelantikan diawali dengan jalan sehat. Ribuan warga dari berbagai perkebunan PTPN XII ikut berjalan mengelilingi tengah kebun bersama sejumlah pejabat dan tamu undangan.

Jalan sehat dengan hadiah utama Motor trail itu dilepas langsung oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Wawan Yadmadi bersama Ketua Gabungan Perusahaan Perkebunan (GPP) wilayah 3 Banyuwangi, Arif Budianto, dan Forpimka Glenmore.

Selama mengitari rute di tengah perkebunan dan rindangnga pepohonan, para peserta juga mendapatkan sarapan berupa pisang rebus, jagung rebus, dan kacang rebus dan air mineral. Maklum, rute yang ditempuh para peserta jalan sehat pagi itu sejauh lima kilometer.

Usai di finish, ribuan warga peserta jalan sehat dihibur artis-artis Banyuwangi. Setelah pelaksanaan jalan sehat, para pengurus PWI Banyuwangi menuju aula kantor perkebunan kendeng lembu. Sebelum dilantik, Wakil Ketua Bidang Organisasi Machmud Suhermono membacakan surat keputusan (SK) dan dilanjutkan dengan pelantikan oleh Ketua PWI Jawa Timur, Ahmad Munir.

Setelah resmi dilantik, Ketua PWI Banyuwangi, Syaifudin Mahmud mengatakan, siap melaksanakan dan mengemban amanah bersama dengan para pengurus. Dia juga akan secepatnya melaksanakan rapat kerja, guna terus meningkatkan profesionalisme wartawan anggota PWI Banyuwangi. “ Kami siap dijewer apabila ada anggotakami yang ndelewer,” ujar lelaki yang akrab disapai Aif itu.

Sementara itu dalam sambutannya, Ketua PWI Jawa Timur, Ahmad Munir memberikan orientasi kepada seluruh anggot PWI Banyuwangi yang baru dilantik. Munir mengatakan, berita yang diberikan wartawan harus informasi yang benar, mencerdaskan, menginspirastif, dan bermanfaat untuk masyarakat dengan tetap menjunjung kode etik jurnalistik dan UU Pers nomor 40 tahun 1999.

Dihadapan tamu undangan, Munir juga menegaskan jika saat ini Dewan Pers terus berupaya menangkal informasi hoax, salah satunya yakni dengan melakukan standarisasi lembaga pers. “Entitas perusahaan per harus berbentuk badan hukum PT,” ungkapnya.

Dampak jika perusahaan pers tidak sesuai standart, kata Munir maka tidak akan terpenuhi produk-produk jurnalistik. Mulai karya foto, tulisan dan lainnya bukan tergolong karya jurnalistik. Bahkan, ketika ada persoalan delik hukum bisa langsung dilaporkan sesuai aturan kitab undang-undang hukum pidana (KUHP). “Tetapi jika karya wartawan standart, delik hukum harus melalui mekanisme diantaranya berupa hak jawab, hak koreksi, ke dewan pers. Jika tidak ada penyelesaian, maka baru bisa dilaporkan di jalur hukum,” jelasnya.

Yang diamanatkan oleh undang undang, setiap perusahaan pers juga harus standart, misal membayar gaji karyawan, membayar pajak, ada ansuransi kesejahteraan, karyawan mendapatkan tunjangan hari raya (THR).

PWI juga mendorong wartawan bekerja pada perusahaan pers yang sehat agar produk karyanya juga sehat. “ Jangan sampai wartawan cari gaji di jalan. Jika ada teman-teman wartawan masih ada yang bekerja pada perusahaan pers yang belum standart maka sebaiknya jangan bertahan di media yang tidak mematuhi standart UU Pers,” terangnya.

Tidak hanya itu, dewan pers juga melakukan kualifikasi dan spesifikasi bagi wartawan. Karena setiap penerimaan wartawan di perusahaan pers yang sudah terferivikasi akan memiliki standratisasi dan spesifikasi khusus internal dan teruji integritasnya. Sehingga tidak sembarang orang bisa langsung menjadi wartawan.

Berikutnya yang tengah gencar dilakukan oleh dewan pers, yakni uji kompetensi wartawan (UKW). Hal itu terus dilaksanakan guna memastikan wartawan di Indonesia tersertifikasi terutama dalam melaksanakan kode etik jurnalistik (KEJ). Khusus di Jawa Timur, telah menyelenggarakan UKW sebanyak 17 kali angkatan. “ Sudah ada sekitar 900 orang wartawan di Jawa Timur sudah terferifikasi melalui UKW,” beber Munir.

Jika seluruhnya sudah bisa dilakukan, maka profesi wartawan akan mempunyai marwah dan martabat yang mulia di hadapan Allah dan masyarakat.

Staf Ahli Bupati Banyuwangi, Pudjo Hartanto mengucapkan selamat atas pelantikan pengurus PWI Banyuwangi , dia berharap PWI Banyuwangi bisa terus berkontribusi terhadap pembangunan daerah. Pembangunan di Indonesia juga tidak lepas dari informasi. “ Tanpa wartawan, tidak akan maju suatu daerah. Banyuwangi juga mulai terkenal dan maju juga salah satu karena jurnalis.” jelas Pudjo.

Dengan dilantiknya pengurus PWI di tengah kebun, dengan hawa yang sejuk. Pudjo juga berharap karya jurnalistik wartawan yang dihasilkan juga semakin menyejukkan. “ Jika informasi yang ditulis baik, dan sejuk maka akan memberikan energi positif. Kritik boleh, asal masih konstruktif  dan memabangun. Jika berita yang dibuat mendiskriditkan, maka justru sebaliknya akan mengalirkan energi negatif, tanda Pudjo Hartanto mewakili sambutan Bupati Banyuwangi.

Meski dilaksanakan di tengah perkebunan, acara tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Wakapolres Banyuwangi, Kompol Dony Setyawan Handaka, Anggota DPRD Banyuwangi, Ruliyono, Samsul Arifin dan Masrohan, serta sejumlah gabungan pengusaha perkebunan di Banyuwangi. (Abi)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *