KUPANG, beritalima.com – Rapat Koordinasi (Rakor) Pilkada 2018 PDI Perjuangan Provinsi Nusa Tenggara dilaksanakan di Kupang, Sabtu (4/2/2017).
Dalam Rakor tersebut, selain mengevaluasi hasil Pilkada 2017 di tiga kabupaten/kota, juga membahas Pilkada 2018 di 10 kabupaten dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2018 – 2023. Rakor tersebut dipimpin Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi NTT, Frans Lebu Raya didampingi Neslon Matara selaku Sekretaris, dan dihadiri DPC kabupaten/kota se – NTT.
Dalam Rakor itu, forum mengusulkan empat nama bakal calon Gubernur NTT untuk disurvei dalam bulan Maret ini, yakni Raymundus Sau Fernandez, Kristo Blasin, Lucia Adinda Lebu Raya dan Daniel Tagu Dedo.
“ Masukan – masukan dari DPC baik itu calon bupati dan wakil bupati maupuncalon gubernur dan wakil gubernur, tim dalam DPD PDI Perjuangan Provinsi NTT akan merumuskan ini dalam dua hari ke depan agar keputusan ini segera disampaikan ke DPC untuk menindaklanjuti keputusan yang dihasilkan dalam Rakorda ini”, kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan Nelso Matara kepada wartawan di Kupang.
Oleh karena itu, lanjut Nelson, kepada kader – kader itu harus realistis maju menjadi calon bupati dan wakil bupati maupun calon gubernur dan wakil gubernur. “ Apapun keputusannya mereka siap. Inti dari pertemuan ini adalah kami solit bersatu hati untuk gotong royong memenangkan setiap Pilkada di beberapa kabupaten dan satu provinsi. Selain empat nama bakal calon gubernur, ada juga juga calon bupati dan wakil bupati, yang nanti kita diskusikan dalam dua hari kedepan. Selanjutnya dua bulan ke depan untuk kita memutuskan calon ini untuk disosialisasikan” ujar Nelson.
Ia juga mengatakan PDI Perjuangan punya komitmen bahwa calon gubernur dan wakil gubernur maupun calon bupati dan wakil bupati harus ada kader PDI Perjuangan baik itu nomor 1 (calon gubernur) maupun nomor 2 (calon wakil gubernur).
“ Kita masih diskusikan di tingkat DPD untuk memutuskan ini untuk beri tahunya ke DPC – DPC. Empat nama bakal calon Gubernur ini akan disurvei dalam waktu tidak terlalu lama sekitar 9 hari hingga 14 hari”, kata Nelson. (ang)
