Beritalima.com ( Banda Aceh – Regional Chief Executive Officer Bank Syariah Indonesia (CEO BSI) Aceh, Wisnu Sunandar, mengumumkan bahwa warga Aceh sebentar lagi akan dapat melakukan transaksi di gedung baru BSI Aceh.
Hal itu dikatakan pada Sabtu siang 09 Maret 2024 dalam pertemuannya dengan puluhan jurnalis di ibukota Provinsi Aceh, Wisnu Sunandar memperkenalkan gedung baru BSI Aceh yang terletak di Jalan Tgk Daud Beureueh Kota Banda Aceh.
Gedung baru tersebut, yang memiliki 8 lantai, kini hampir selesai pembangunannya 100%, Rencananya, pada tanggal 18 Maret 2024, gedung tersebut akan diresmikan dengan serangkaian acara peluncuran.
Keberadaan gedung ini hanya akan memberikan kemudahan akses bagi warga di Banda Aceh, tetapi juga bagi warga di wilayah timur Aceh, seperti Kabupaten Aceh Tamiang kita juga sudah membangun satu gedung di kota Kuala Simpang Aceh Tamiang, ucapnya
Menariknya, Bank Syariah Indonesia Regional Aceh juga mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah transaksi. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
“Ini menunjukkan bahwa Bank Syariah Indonesia semakin diterima dan digunakan oleh masyarakat Aceh dalam aktivitas keuangan.
Wisnu Sunandar juga menekankan lokasi strategis gedung baru BSI Aceh, yang akan memudahkan akses bagi warga dalam melakukan transaksi keuangan. Dengan bangunan yang hampir rampung dan berlokasi di pusat kota, gedung baru ini diharapkan dapat menjadi pusat transaksi yang ramai dan efisien bagi masyarakat Aceh.
Sebagai salah satu upaya untuk terus meningkatkan layanan kepada masyarakat, Bank Syariah Indonesia tidak hanya membangun gedung baru di Banda Aceh, kita juga membangun kerjasama dan mendukung UMKM, Pertanian dan lain lain untuk meningkatkan Ekonomi rakyat Aceh.
Dalam kesempatan tersebut, Wisnu Sunandar juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Aceh yang telah setia menggunakan layanan transaksi dengan Bank Syariah Indonesia. Kepercayaan dan dukungan dari Rakyat Aceh menjadi motivasi bagi Bank Syariah Indonesia untuk terus memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Aceh, “(A79)
