PEMALANG, beritalima.com – Tanpa maksud mengindahkan duka, kepergian Ramon Setyono untuk selamanya cukup aspiratif.
Ramon, semasa hidupnya, adalah tenaga Non ASN di Dinas Pendidikan Kota Semarang dan guru kontrak di Sekolah Dasar Negeri Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Hebatnya, dia juga telah menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Negeri Semarang.
Lebih dari itu, pria yang masih membujang di usianya yang sudah 32 tahun ini merupakan pitcher atau pelempar andalan di Timnas Baseball Indonesia yang berlaga di Asian Games 2018.
Sadar siapapun pasti meninggal dunia, tak terkecuali dirinya, pemuda asal Desa Banglarangan, Kecamatan Ampelgading, Pemalang, ini telah siap dunia akhirat.
Untuk bekal dirinya di akhirat, anak dari pasangan Dulrahman (61) dan Suriyah (56) ini sangat rajin ibadah, walau kesibukannya sebagai pegawai, pendidik dan atlit sangat luar biasa.
“Saya sangat mengenal Ramon, karena saya sering berlatih bersama. Dia pemuda pantang menyerah. Saat menjalankan puasa, dia tetap berlatih tanpa meninggalkan ibadah,” kata Andika Monoarfa, temannya sesama atlit baseball.
Di samping itu, Ramon tak ingin meninggalkan kedua orangtuanya dalam keadaan sudah. Tulang punggung keluarga ini berpikir, kedua orangtuanya harus mampu melanjutkan kehidupan sepeninggal dirinya. Untuk itu, dia ikut BPJS Ketenagakerjaan yang diketahui siap memberi jaminan sosial atas resiko kerja, kematian dan hari tua.
Selasa (19/2/2019), Ramon akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RS Prima Medika Pemalang, setelah sebelumnya juga sempat dirawat di RS Roemani Semarang. Atlit nasional ini mengalami gagal ginjal.
Berdasarkan data di BPJS Ketenagakerjaan, sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, mendiang Ramon memiliki 3 kartu peserta, dimana 2 di antaranya masih aktif sebagai pekerja Bukan Penerima Upah (BPU), sebagai atlet ASEAN Games, dan sebagai pekerja Penerima Upah (PU) di Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Pada saat event Asian Games beberapa waktu lalu, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi seluruh atlet Tim Indonesia yang berlaga di event terbesar se-Asia tersebut. Dan, Ramon salah satu atlet yang mendapatkan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan tersebut.
Karena itu, Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Krishna Syarif, bersama Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nachrowi, Rabu (6/3/2019) kemarin datang di kediaman mendiang Ramon di Pemalang. Keduanya menyampaikan duka cita yang mendalam pada keluarga almarhum.
Selain itu, Krishna menyerahkan santunan kematian dan manfaat program Jaminan Hari Tua (JHT) sekaligus bantuan usaha dari BPJS Ketenagakerjaan kepada ahli waris almarhum.
“Pada kesempatan ini kami BPJS Ketenagakerjaan memberikan hak dari ahli waris almarhum Ramon berupa santunan kematian dan dana JHT kepada orangtua selaku ahli waris,” kata Krishna.
“Sebagai bentuk kepedulian, BPJS Ketenagakerjaan juga memberikan bantuan yang dapat dipergunakan oleh ahli waris untuk memulai usaha agar tetap bisa mendapatkan penghasilan,” lanjutnya.
“Kami berharap dana yang kami berikan ini dapat dimanfaatkan untuk sesuatu yang produktif, sehingga dapat membantu meringankan beban perekonomian keluarga yang ditinggalkan,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu Krishna juga sempat menuturkan pentingnya perlindungan jaminan sosial bagi para pekerja, khususnya pada sektor profesi, seperti atlet ataupun komunitas, serta organisasi kemasyarakatan.
Pada sektor ini, lanjut Krishna, Menpora memiliki peranan penting dalam memastikan kesejahteraan jajarannya, khususnya non ASN, melalui program jaminan sosial ketenagakerjaan.
“Sesuai dengan regulasi yang berlaku, perlindungan jaminan sosial bagi non-ASN di lingkungan pemerintah penyelenggaraannya dilaksanakan oleh BPJS Ketenagakerjaan berdasarkan UU No.40 tahun 2004 dan UU No.24 tahun 2011,” tegas Krishna.
Dia juga menyinggung di jajaran Kemenpora banyak bidang yang harus disentuh oleh perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan, di antaranya bidang Pengembangan Pemuda dan Pemberdayaan Pemuda yang di bawahnya memiliki jajaran hingga ke tingkat Kabupaten/Kota.
“Semoga kedepannya perhatian pemerintah atas pentingnya program jaminan sosial ketenagakerjaan bagi seluruh pekerja semakin meningkat dan pada akhirnya akan berujung pada perlindungan menyeluruh bagi seluruh pekerja di Indonesia,” kata Krishna.
Menpora Imam Nachrowi mengatakan, ini merupakan bentuk hadirnya negara dalam melindungi masyarakat dengan jaminan sosial. “Dalam hal ini atlit sebagai pahlawan yang membawa nama Indonesia melalui prestasinya, tentu ya kita sadar dengan risiko ini bisa terjadi kapanpun dan dimanapun tanpa kita ketahui,” kata Menpora. (Ganefo)
Teks Foto: Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Krishna Syarif, bersama Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nachrowi, ketika menyerahkan santunan kepada ahli waris almarhum Ramon di Pemalang, Rabu (6/3/2019).