WONOSOBO, beritalima.com – Rapat pleno komite sekolah SMP N 2 Wonosobo pada Selasa (9/0) mendapatkan kejutan pasalnya kedatangan Komnas Perlindungan Anak (PA) untuk wilayah Wonosobo dalam rangka sosialisasi mengenai perlindungan dan hak – hak anak.
Dikesempatan tersebut Ketua Komnas PA wilayah Wonosobo, Abdul Kahar Palisoa mengungkapkan mengenai sejarah berdirinya lembaganya di kota ini.
“Dasar kegiatan kami dari keputusan Menteri Sosial RI No. 81 tahun 1997 dan UU No. 35 tahun 2014 dengan dasar tersebut kami berada dinaungan Dinas Sosial. Di Wonosobo kami baru berusia 4 bulan dengan SK dari Provinsi dan dilantik oleh Gubernur, Ganjar Pranowo beserta ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait.” Jelas Kahar.
Menurutnya, di sini kami juga telah bersinergi dengan Pemda Wonosobo, Polres Wonosobo dan DPRD. Dengan tugas pokoknya adalah melakukan kegiatan sosial dalam melindungi anak-anak dari kekerasan fisik maupun yang lainnya. Juga yang menjadi keprihatinan pihaknya adalah dampak dari pemakaian gawai yang bila tak terkontrol dalam membuka situs positif kadang muncul konten negatif yang meracuni psikologis anak.
“Sebagai aset bangsa mari kita bimbing dan awasi mereka dalam bermedsos dan jauhkan generasi penerus tersebut dari yang berbau porno, aksi kekerasan maupun narkoba.” Ajak Kahar.
Gayung bersambut, apa yang disampaikan Komnas PA diapresiasi dari pihak SMP N 2 Wonosobo.
“Dengan tangan terbuka kami sambut kemitraan dari lembaga ini, apalagi terdapat kesinergian program dalam pembentukan karakter anak melalui kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler seperti sepak bola, voli, basket, takwondho dan karate dan untuk seni budaya ada rebana, musik, tari dan karawitan dan lainnya.” Papar Ellna Amperawati, S.Pd,, M.Pd, Kepala sekolah ini.
Demikian pula dari wali siswa sekolah ini menyambut positif program-program yang telah disampaikan organisasi ini, diantaranya Ida Suryani menyampaikan sebagai orang tua akhirnya dirinya mengetahui apa yang dapat dan diperjuangkan mengenai perlindungan terhadap anak.
“Kita berharap mereka (Komnas PA. Red) tidak hanya melakukan di sekolah-sekolah saja namun juga masuk ke desa-desa sehingga dalam pembentukan karakter dan perlindungan kepada anak dapat lebih maksimal karena semuanya akan saling bersinergi mulai dari pemerintah, sekolah, pihak desa dan orang tua.” Harap Ida.” (Budi)