Aceh Utara,Beritalima – Ratusan masyarakat di Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara, bersama Aliansi Pembela Rakyat (AMPERA), melakukan demo terhadap PT. Pertamina Hulu Energi (PHE), Rabu 3 Agustus 2016.
Pendemo mulai melakukan aksi sekitar pukul 09.20 WIB.Mulanya dilakukan aksi tepatnya di cluster IV. Setelah beberapa menit menyampaikan orasinya, kemudian pendemo menuju ke Kantor Point A PT. PHE setempat.
Mereka berkumpul dilokasi PT. PHE. sebanyak 26 truk pengangkutan umum milik pendemo tampak berjejeran di depan kantor point A PT.PHE, yang diperkirakan jaraknya sekitar 150 kilometer.
Disamping itu, tampaknya ratusan truk pengangkutan umum juga berjejeran di sepanjang jalan di depan Kantor Point A PT. PHE, aksi itu juga dikawal ketat oleh pihak Kepolisian Polres Aceh Utara.
Koordinator aksi Adni Fajri, mengatakan, pihaknya menuntut PT. PHE agar segera membuka pintu gerbang yang ada di cluster I dan cluster IV, karena dinilai sangat menghambat truk pengangkutan umum, hal itu juga sangat mengganggu lajunya perekonomian masyarakat diseputaran PT. PHE.
“ Kami juga meminta kepada PT. PHE segera memperbaiki jalan yang selama ini tidak berpihak kepada masyarakat seputaran PT. PHE yang hanya membuat jalan setengah hati untuk masyarakat,” Harapnya.
Pemantauan Andalas, para pendemo membawa spanduk denagan berbagai `tulisan bahkan ada tulisan “Makan minum kalian adalah keringat kami yang kalian kuras”, “Kami memohon kepada kapitalis PT.PHE untuk membuka pintu gerbang, karena itu jalan untuk kami mencari rezeki”.
Sementara salah seorang perwakilan sopir truk, Muntiar mengatakan, bentuk penghalangan truk ini telah terjadi sejak dua bulan yang lalu, tampaknya dari pihak PT.PHE menutup pintu gebang agar truk-truk pengangkutan umum tidak bisa dilewati di seputaran jalan setempat.
“Kami masyarakat dan terlebih bagi para sopir truk pengangkutan umum merasa dihalangi dalam mencari rezeki.Bentuk penghalangan dimaksud baik berupa pengangkutan material, hasil bumi dari pante bahagia Kecamatan Paya Bakong, alat bangunan serta lainya, karena itu aktivitas utama dari truk angkutan umum yang dilakukan,” keluhnya kepada para wartawan.
Muntiar menambahkan, namun pihaknya tidak mengetahui alasan secara jelas dari pihak PT.PHE, yang menutupi pintu mulai dari cluster I sampai cluster IV tersebut.
Dalam kaitan tersebut mereka meminta kepada pihak PT.PHE untuk memberikan penjelasan terhadap persoalan ini. Dan disebutkan, mereka tetap menunggu sampai ada titik temu atau kejelasan dari mereka menyangkut hal dimaksud,” ungkapnya. (**)