TRENGGALEK, beritalima.com-
Pasca adanya kucuran dana pinjaman modal lunak dari Bank Nasional Indonesia (BNI) ratusan petani porang di Trenggalek bisa bernapas lega. Setidaknya, 228 petani telah menerima fasilitas kredit berjangka dengan bunga ringan dari salah satu bank plat merah tersebut. Bantuan pinjaman modal sebesar 5,7 miliar rupiah itu diharapkan mampu mengangkat perekonomian di Trenggalek. Apalagi ditengah teror Pandemi Covid-19 yang benar-benar telah menggoyahkan hampir seluruh sendi sosial ekonomi global.
Bantuan berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para petani tersebut, diserahkan langsung oleh Pimpinan BNI Wilayah 18, Bebby Lolita bersama Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin kepada beberapa perwakilan petani porang, di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Kamis (17/6/2021).
“Pak Presiden melalui Kementrian BUMN memiliki program pemulihan ekonomi nasional. Salah satunya memberikan KUR Mikro dan sasarannya adalah sektor-sektor ekonomi yang bertahan dimasa pandemi ini,” ungkap Bupati Trenggalek kepada awak media usai acara.
Bupati muda yang akrab disapa Gus Ipin tersebut, mengatakan, penyerahan pinjaman KUR ini merupakan bagian dari program pemulihan ekonomi nasional yang dari pemerintah pusat lewat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kebetulan juga, di Trenggalek sendiri saat ini banyak petani yang banting setir untuk menggeluti budi daya komoditas porang.
“Hari-hari ini di Trenggalek sedang menjadi tren petani porang. Total ada 228 petani yang menerima di tahap pertama. Semoga, setelah ini akan bertambah lagi.
Dengan harapan bisa menjadi pengungkit perekonomian di Trenggalek,” harapnya.
Sementara, Pimpinan BNI Wilayah 18 Bebby Lolita menjelaskan, target penyaluran KUR di Jawa Timur bisa mencapai 4,3 triliun rupiah hingga akhir tahun. Dan sampai bulan Mei kemarin, sudah tersalur sekitar 1,8 triliun rupiah.
Penyalurah KUR pada para petani porang bukan tanpa alasan. Dirinya mengakui, permintaan KUR untuk pengembangan pertanian porang tergolong tinggi. Di sisi lain, tingkat kegagalannya pun rendah.
“Budi daya porang ini sedang kami fokuskan, karena memang permintaannya tinggi dan tingkat kegagalannya rendah,” terangnya.
Selain porang, lanjutnya, ada pembiayaan lain juga yang bisa dicover oleh BNI diantaranya sektor Padi, Jagung dan Kedele (Pajale). Terus, “Kopi sebagai salah satu icon Jatim, Tembakau dan Kakao,” ujar Bebby Lolita.
Dilain pihak, Ketua Paguyuban Petani Porang Trenggalek, Agung Sujatmiko menambahkan bahwa perkembangan di bidang pertanian porang sampai saat ini sudah cukup luar biasa. Tahun kemarin, sudah diangka sekitar 3.000 hektar luas lahan dan diharapkan tahun ini bisa berlipat 2 kali (luas lahannya).
“Sebagai contoh, dulu petani porang itu tersentral di wilayah Kecamatan Pule saja. Tapi kini, sudah menyebar dihampir semua kecamatan,” tukas Mantan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Trenggalek ini. (her)