JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi VI DPR RI, Hj Nevi Zuairina meminta bank plat merah harus berkontribusi besar mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Hal tersebut disampaikan politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu saat Rapat Dengar Pendapat dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI Gedung Nusantara I Komplek Parlemen Senayan, Jakarta ini.
Jumlah UMKM di Indonesia ada sekitar 65 juta. Yang tercartat sistem digital baru beranjak sekitar 5 juta kelompok. Saat ini yang sangat konsen terhadap pengembangan UMKM baru BRI.
“Baru-baru ini BSI terlihat ada ikhtiar dalam memajukan UMKM dengan programnya. Saya minta BSI terus mengembangkan programnya sekaligus semakin banyak menarik calon nasabah dalam penyaluran kredit” tutur Nevi.
Tahun lalu Kementerian Koperasi dan UKM telah menyalurkan Program Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) Rp 28,8 triliun kepada 12 juta pelaku usaha mikro. Total anggaran yang disiapkan untuk BPUM tahun ini Rp17,34. Ia mempertanyakan, pada BRI dan BNI, upaya mempermudah penyalurannya.
Pertanyaan itu dilontarkan Nevi karena pada kasus di BRI, penyaluran BPUM tahun lalu 1.414 lebih yang tidak mencairkan bantuan sehingga kejadian ini perlu di telusuri karena secara psikologis, orang Indonesia sangat tidak wajar kalau menolak bantuan pemerintah.
Upaya penyaluran bantuan pemerintah hingga 100 persen terlaksana mesti menjadi upaya maksimal sehingga program pemerintah terealisasi. “Saya menduga, banyak pelaku UMKM yang tidak bersentuhan dengan Bank sehingga penyaluran tidak maksimal.”
Bank, kata Nevis, bisa saja menemukan pelaku UMKM yang diverifikasi pihak bank ternyata ada ketidak cocokan data karena UMKM ini sebagian besar adalah pelaku usaha informal dan tidak pernah pinjem ke bank.
“Kalau model seperti ini terjadi dan banyak sekali di Indonesia, kasian mereka yang benar-benar membutuhkan, tapi terlewat begitu saja”, ungkap Nevi, wakil rakyat dari Dapil II Provinsi Sumatera Barat ini.
Nevi mengingatkan rekomendasi kunker Komisi VII DPR RI pada Himbara agar BUMN yang dikunjungi dapat menjalankan rencana kerja efektif dan efisien berdasar pertimbangan teknologi.
Meski ini himbauan, tapi di masa datang pentingnya teknologi terus di uptate terutama komunikasi dan informasi sangat mempengaruhi prilaku masyarakat. Teknologi yang berkembang saat ini terbukti mengurangi transaksi di kantor bank, banyak transaksi melalui Handphone, Komputer maupun ATM.
Diharapkan, Bank Negara yang tergabung dalam Himbara menjadi bank terdepan di Indoensia dalam memberikan pelayanan teknologi canggih, tetapi tidak memberi beban biaya seperti tarik tunai, cek saldo dan sebagainya.
“Pengguna bank Negara saat ini semakin meluas dan sudah boleh dikatakan merata di seluruh Indonesia. Himbara mampu memberikan dividen kepada negara secara nyata,” demikian Hj Nevi Zuairina. (akhir)