Refleksi Akhir Tahun: “Hati Yang Bersujud”

  • Whatsapp

Oleh : Dany Amrul Ichdan

Fenomena kasus hukum di penghujung tahun yang menjerat beberapa pejabat publik, menjadi refleksi untuk kita semua pejabat publik dan masyarakat untuk menjadi role model dalam kehidupan dimulai scope yang terkecil di dalam keluarga. Mungkin ada yang salah dalam kita memaknai hidup dan kemana kita hendak pergi pasca kehidupan dunia. Padahal hidup adalah hari esok yang dipersiapkan.

Perjalanan Hidup adalah jawaban sebuah doa, maka pandemi mengajarkan kepada kita untuk memahami makna berkhusnuzon dengan Yang Maha Memiliki Kehidupan dan yang Maha menguasai Hikmah. Ada suatu falsafah hidup yang tampaknya terlewat dalam memaknai hidup kita dimana ada rumus gaya yang berbanding lurus dengan beban, dalam analogi gaya hidup tampaknya juga berbanding lurus dengan beban tekanan,sehingga demi mengejar gaya hidup membuat kita mengalami beban tekanan“extra baggage” dalam hidup. Disorientasi visi, degradasi value dan destandarisasi norma menjadi justifikasi demi penyesuaian gaya hidup.

Pandemi covid 19 yang melanda hampir seluruh penjuru negeri, menyadarkan adaptasi kebiasaan baru yang berarti kembali beradaptasi dengan gaya hidup yang berorietasi pada kebutuhan mendasar manusia, dan inilah gaya hidup baru yang menempatkan rasa syukur dan rasa cukup menjadi pijakan tatanan new normal yang seutuhnya. Hati yang bersujud adalah wajah baru mahluk beriman darimanapun berasal, apapun atribut jabatannya dan pilihan keyakinannya. Ternyata Pandemi mengajarkan kepada kita bahwa sujud yang sering kita lakukan dalam setiap sholat bagi yang muslim, belum menghantarkan hati kita yang bersujud yang dapat menghantarkan kita sebagai pribadi yang tawadhu dan menebar kebajikan dalam kerendah hatian.

Saat ini sebagian kita ada yang dilanda pesta pujian dan penghargaan tetapi ada sebagian lagi hidup dengan hinaan, cacian bahkan ketidakadilan. Yakinlah bahwa saat ini jika kita terlihat publik hebat, itu semua bukan karena prestasi yang menggunung tinggi, namun karena Allah masih menutup aib aib kita,dan kapanpun aib kita bisa saja terbuka dengan cara apapun. Jadi kita bukanlah manusia hebat dan selalu benar, tapi kita adalah manusia tidak berdaya dengan segudang aib yang saat ini masih di sayangi Allah untuk dijaga agar tidak terbuka. Akhir tahun mengajarkan pada kita untuk mengakhiri segala kesombongan atas prestasi, ketakaburan atas kekuasaan, serta kebanggaan atas segala kekayaan.

Tahun 2021 dalam masa pandemik adalah tahun dimana kita tempatkan hati yang bersujud dlm makna hidup kita.

Selamat datang vaksin,ini adalah ikhtiar pemerintah untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, namun yang harus kita sadari juga, kita perlukan “vaksin hati” untuk membuat kekebalan tubuh kita menjadi kuat menghadapi segala ujian, membersihkan dari segala penyakit hati dan memulai lembaran baru penuh optimisme di 2021 dengan vaksin covid dan “vaksin hati” sehingga sempurnalah perjalanan mencapai “legacy” seorang hamba yang seutuhnya.

Pada akhirnya ada “3 power” sebagai key succes factor kita menghadapi pandemi dengan optimis,yaitu power of belief, keyakinan kepada Allah bahwa setiap ujian akan meninggalkan hikmah dan refleksi tujuan hidup, Power of Commitment dimana komitmen dalam membangun kebersamaan dalam penanganan pandemik dimulai dari komitmen individu sampai dengan komunitas dalam menjalankan prokes serta pemulihan ketahanan nasional yang terstruktur. Power of Legacy dimana keberhasilan keluar dari pandemi ini adalah sebuah legacy bagi generasi penerus yang tercatat dalam sejarah anak bangsa sampai kapanpun. Legacy ini hbukan hanya milik Pemerintah, tapi juga milik seluruh rakyat Indonesia yg terukir dlm sejarah atas keberhasilannya untuk bangkit melawan pandemi. Semoga Legacy itu membuka pintu keridhoan bagi Allah SWT menuju Indonesia maju yang sejahtera, Aamin Ya Rabbal Alamin…..

Selamat Tahun Baru 2021 Menuju Hati yang Bersujud

Salam Syukur
Dany Amrul Ichdan
Tenaga Ahli utama Kantor Staff Presiden RI

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait