Reni Astuti Raih Penghargaan Kartini Pelopor Politik Jawa Timur

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com |
Reni Astuti, namanya tentu sudah tidak asing lagi bagi warga Surabaya. Kiprahnya yang panjang selama tiga periode menjadi wakil rakyat membuatnya layak mendapat penghargaan sebagai Kartini Pelopor Politik.

Benar saja, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) provinsi Jawa Timur menganugerahkan hal tersebut kepadanya pada momen peringatan hari kelahiran RA Kartini tahun 2021.

Kepala Dinas P3AK Jatim, Dr Andriyanto SH MKes menyebut sosok Reni sebagai legislator yang tidak seremonial. Ia benar-benar menjalankan fungsinya menjadi pejuang aspirasi rakyat. Turun ke jalan untuk mendengar, lalu diperjuangkan di meja parlemen.

“Bu Reni, bukan cuma Wakil Ketua DPRD Surabaya biasa. Beliau juga aktivis perempuan yang getol menyuarakan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan sebuah kota. Sebagai wakil rakyat, saya melihat beliau sudah mewujudkan kerja-kerja nyata membela kepentingan masyarakat,” urai Andriyanto saat ditemui pada acara penganugerahan, Kamis (22/4/2021).

“Maka dari itu kami anggap Bu Reni layak untuk menerima penghargaan sebagai Kartini Pelopor Politik,” imbuhnya.
Sementara itu Reni Astuti dalam pidato penerimaan anugerahnya menyampaikan bahwa ini merupakan bentuk tanggung jawab yang harus ia didedikasikan untuk warga Kota Pahlawan.

“Saya dedikasikan penghargaan ini untuk warga Surabaya khususnya para ibu dan perempuan yang berkiprah di berbagai bidang,” kata Reni.

Peran Perempuan dalam Peradaban Manusia

Politisi asal fraksi PKS ini menyebut bahwa perempuan memiliki dua peran yang sangat penting dalam peradaban manusia. Pertama adalah peran asasi sebagai istri dan ibu yang tidak bisa ditinggalkan. Lalu yang kedua peran perluasan, ketika tenaga, pikiran, dan waktunya sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas.

“Maka perempuan di sini memberikan seluruh yang dimilikinya untuk kemajuan kaum perempuan itu sendiri dan juga kemajuan untuk manusia,” jelasnya.

Saat perempuan memilih berjuang di sisi politik maka peran yang dimilikinya sangat strategis. Mengingat semua produk hukum berawal dari keputusan-keputusan politik.

Salah satunya, Reni menyebut tentang indeks pembangunan manusia. Di mana hal ini sangat berkaitan erat dengan peran perempuan. Apalagi indeks pembangunan manusia tidak lepas dari perkara pendidikan dan kemiskinan yang tak terpisah dari peranan kaum perempuan.

“Maka saya berusaha mengedepankan politik pelayanan untuk memberikan yang terbaik. Ada persoalan kemiskinan, kekerasan pada anak dan perempuan yang masih terjadi. Semoga, dengan sentuhan-sentuhan politik hal itu bisa kita tekan,” papar alumnus ITS ini disambut riuh tepuk tangan dari peserta yang didominasi aktivis perempuan.

Dalam kegiatan ini hadir sejumlah organisasi perempuan seperti Forum Puspa Gayatri, 7 Organisasi Perempuan (Tim Penggerak PKK, DPD BKOW, DPD WKRI, IWAPI, Fatayat, Muslimat dan Aisyah), HKTI, WITT, HWDI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia), FPPI, GKJW, Gerakan Belanja Produk Indonesia, Jurnalis Perempuan, Perwakilan kader Politik, Wanita Pejuang 45, dan LPA.

Selain pidato yang gamblang, ada yang menarik dari penampilan Reni hari ini. Ia hadir mengenakan kebaya serba putih dibalut selendang bermotif batik.

Belakangan diketahui selendang tersebut bikinan warga eks lokalisasi Dolly. Hal itu seolah mengisyaratkan perlawanan terhadap segala bentuk eksploitasi perempuan.

“Semoga dari kegiatan peringatan hari Kartini ini semakin memberikan motivasi kepada kami untuk menghadirkan kebijakan-kebijakan dan produk hukum yang memberikan perhatian kepada kaum anak, Perempuan, dan keluarga,” harapnya.

Terakhir, sambil memegang piagam penganugerahan Kartini Pelopor Politik, Reni Astuti mengucapkan terima kasih atas segala bentuk kepercayaan kepadanya. “Semoga bisa kami pegang baik-baik amanah ini. Penghargaan ini bukan berarti saya yang terbaik, namun saya akan terus berupaya melakukan yang terbaik,” ucapnya. (Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait