Resmikan Penitipan Anak di BPSDM Jatim, Arumi: Fasilitasi ASI Eksklusif, Tekan Angka Stunting

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com| Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak meresmikan Ruang Bermain dan Penitipan Anak di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jatim, Jalan Balongsari Tama Surabaya, Rabu (30/3).

Peresmian Ruang Penitipan Anak itu ditandai dengan pemotongan untaian melati dan penandatanganan prasasti oleh Arumi, didampingi Plt. Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jatim Astrid Wahid Wahyudi dan Ketua DWP BPSDM Mardiana Aries Agung Paewai.

Sebagai informasi, penitipan anak yang diinisiasi oleh BPSDM ini sepenuhnya bebas biaya. Dengan kuota 10-15 anak, masing-masing pengasuh mengurus 3 anak usia balita atau 5 anak usia di atas 5 tahun.

Rencananya, penitipan anak ini akan dibuka untuk masyarakat umun juga. Tetapi mengingat pandemi dan pembatasan sosial yang masih berlaku, daycare ini sementara dikhususkan untuk ASN di lingkungan BPSDM dan para peserta pelatihan.

Tak cuma itu, daycare tersebut juga terletak dekat dengan pusat kesehatan BPSDM sehingga anak-anak dan para pengasuh diawasi langsung oleh dokter dan perawat.

Dalam sambutannya, Arumi panggilan akrabnya itu memuji inisiatif untuk pembukaan tempat penitipan dan pengasuhan anak atau daycare di lingkungan ASN ini.

Sebut istri Wagub Jatim itu, keberadaan daycare ini dapat membantu sekaligus menjadi salah satu solusi untuk menekan angka stunting yang berada di Jawa Timur.

“Penitipan anak membantu orangtua memberikan perawatan pada hatinya. Apabila ibu berjarak dekat dengan sang anak, bisa tumbuh dengan baik karena potensinya didukung support system yang bagus dari sang ayah dan sang ibu,” ungkapnya.

Dengan adanya unit pengasuhan anak seperti ini, para ibu dapat dengan lebih mudah memberilan ASI untuk anaknya. Yang mana, hal ini akan sangat berpengaruh bagi 1000 tahun kehidupan.

Arumi menyebutkan, angka stunting di Jawa Timur kini berada di angka 23,5%. Angka ini harus ditekan sehingga di tahun 2024, Indonesia dapat mencapai target nasional yaitu 14%.

“ASI eksklusif di Indonesia masih 54%. Ini berpengaruh untuk menekan angka stunting. Target nasional di bawah hingga 14% sulit digapai kalo ASI eksklusifnya di 1000 hari pertama kehidupan tidak tercapai,” sebutnya.

Arumi menambahkan, stunting dipengaruhi oleh dua faktor di fase awal kehidupan. Yaitu gizi dan pola asuh.

“Karena kalau kita ngomongin anak ada dua masalah besar yang selalu kita hadapi yang pertama masalah gizi dan juga pola asuh,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan olehnya, masalah gizi menyangkut asupan gizi yang diterima oleh anak sepanjang masa perkembangan. Sedangkan pola asuh menyangkut kedekatan dan cara berkomunikasi orangtua.

“Jadi kalau anaknya didekatkan dengan orang tua dan diberikan fasilitas yang memadai, fasilitas yang bikin nyaman, buat anaknya juga orang tua kerjanya enak. Anak juga pemenuhan gizi dan juga kasihnya dapat terpenuhi,” tegasnya.

Kedua hal ini dapat difasilitasi dengan adanya tempat pengasuhan anak yang dekat dengan orangtua di lingkungan ASN. Karena di sela-sela pekerjaan, para Ibu dan Ayah dapat beristirahat sejenak untuk menengok buah hati mereka dan menjalin kedekatan.

Lebih lanjut, Arumi pun memuji adanya fasilitas yang representatif di lingkungan pemerintahan ini.

“Taman pengasuhan anak atau tempat penitipan anak di sebuah lembaga instansi pemerintah khususnya, ini adalah sesuatu yang baru di Jatim ini,” katanya.

“Ini sesuatu yang simple tapi punya dampak yang sangat luas kepada baik orang tuanya dan juga anak itu sendiri,” tambahnya.

Turut diresmikan hari itu juga, Q-ta Jujur Mart BPSDM yang terletak tepat di sebelah penitipan anak BPSDM.

Arumi optimis bahwa dengan anaknya Minimarket Kejujuran ini, para peserta diklat dan juga ASN dapan membangun kesadaran diri yang baik. Sehingga, mendukung perkembangan moralitas di lingkungan ASN.

“Konsep-konsep Minimarket Kejujuran ini baik, dan kita tidak boleh takut sebelum memulai. Tidak boleh takut ada ketidakjujuran dan berprasangka buruk. Minimarket ini buka 24 jam, tidak ada pegawainya, dan bisa bayar pake cash dan e-money. Semoga semua ini dapat memberikan kontribusi yang positif,” tutupnya.

Ketua DWP BPSDM Jatim Mardiana Aries Agung Paewai mengatakan ide ini berangkat dari keinginan para peserta diklat dan ASN untuk berada dekat dengan anak mereka. pasalnya, mereka harus bekerja dan menempuh waktu lama untuk diklat.

“Diklat itu kan membutuhkan waktu agak long time, banyak peserta dan ASN yang ingin tetap dekat dengan buah hatinya,” sebutnya.

Sejalan dengan Arumi, ia pun beranggapan kedekatan ibu dan anak yang terfasilitasi ini dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan menurunkan angka stunting di Jatim.

“Jadi kami itu ingin mendekatkan ibu dan anak, selain itu juga menekan angka stunting. Kami sediakan ruang laktasi dan kemudian kami bersebelahan dengan ruang periksa dokter, agar keduanya senantiasa termonitor perkembangannya,” pungkasnya.
(red)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait