JAKARTA, Beritalima.com-
Ada yang beda di Wialayah Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara banyak bertebaran bendera kuning (simbol orang meninggal). Bendera berbahan kertas berwarna kuning polos dengan ukuran lebih kurang 30 x 40 CM tersebar di sudut-sudut jalan di Semper.
Dali Mahdali, sebagai inisiator penyebaran bendera kuning, mengaku penyebaran bendera kuning tersebut merupakan bentuk ekspresi warga di masa tenang menjelang hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta pada 19 April mendatang.
“Pertama kami ingin segala aktivitas kampanye di masa tenang ini semua berhenti, tidak ada atribut paslon. Dan tidak ada kampanye sembunyi-sembunyi,” sindir Dali Mahdali, Minggu malam (16/4/2017) kemarin.
Selanjutnya yang kedua, kata dia, ruh demokrasi dalam kontek Pilkada DKI Jakarta yang seharusnya mengedepankan kebebasan, jujur dan adil dianggap telah mati.
“Hatinya demokrasi telah mati, pemerintah yang seharusnya dapat mengawal kelangsungan pemilu kepala daerah DKI Jakarta yang jujur dan adil kami anggap telah mati. Sangat kental keberpihakan aparat pemerintah yang cenderung memihak kepada salah satu paslon DKI Jakarta,” ungkap Dali Mahdali.
Dali Mahdali yang juga sebagai Ketua RW 01 Kelurahan Semper Barat berinisiatif menebar bendera kuning “kematian” sebagai bentuk ekspresi politiknya.
“Kami dibantu bersama warga menebar seribu (1000) bendera kuning kematian. Kami sebar di sejumlah jalan dilingkungan kami, di RW 01 Semper Barat. Ya bisa di ikat di tiang listrik, pagar, pohon dan sebaginya,” kata Dali.
Sementara itu, salah seorang ibu pengendara motor di jalan Sungai Brantas Semper Barat mengaku terkejut banyaknya bendera kuning yang sudah dilengkapi belahan bambu.
“Siapa yang meninggal Pak,” tanya ibu berkerudung sambil menghentikan laju kendaraanya. (Edi)