MADIUN, beritalima.com- Predikat Kota Madiun, Jawa Timur, yang religius semakin kental. Pasalnya, berbagai kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan sering digelar. Terbaru, Kota Pendekar Bersholawat bersama Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf yang berlangsung di Alun-alun Kota Madiun, Senin 29 Juli, malam.
Selain Walikota Madiun beserta jajaran, kegiatan rangkaian Hari Jadi ke-101 Kota Madiun itu, juga dihadiri Bupati Madiun, H. Ahmad Dawami serta ribuan syecher mania -sebutan penggemar Habib Syech-. Tak heran, lantunan sholawat khas Habib Syech terasa menggema di seantero Kota Madiun.
Walikota Madiun, H. Maidi, berharap kegiatan bukan sekedar hiburan bagi masyarakat. Namun, menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain itu, kegiatan juga sarana mengharap keridhoan dan keberkahan Allah SWT. Semoga keberkahan membawa kehidupan yang lebih baik serta selalu diberi kemudahan dalam menjalaninya.
“Sebagai manusia yang beriman, penting untuk selalu berupaya menambah keimanan dan ketaqwaan. Semoga kegiatan ini semakin menambah keimanan,” kata H. Maidi.
Berbagai sholawat khas Habib Syech mengemuka. Diantaranya, Sluku Sluku Batok, Demi Massa, Ya Habibal Qolbi, Assalamu’alaika Ya Rosullallah, Qomarun, Kisah Sang Rosul, Padang Bulan, dan Turi Putih. Masyarakat tampak larut dalam gema sholawat.
Habib Syech juga mengutarakan berbagai pesan. Salah satunya, mengajak masyarakat untuk menjaga kebersamaan. Caranya dengan saling menghargai dan menghormati sesama. Setiap manusia wajar memiliki keinginan. Namun, setiap keinginan tidak harus selalu terwujud. Apalagi, harus dengan cara-cara tidak baik dan memaksakan keinginan hingga melupakan kepentingan orang lain. Hal itu, dapat memicu konflik hingga perpecahan.
“Saat ini era dimana orang suka melihat kesalahan orang lain. Suka kalau orang lain susah. Senang mengumbar kesalahan orang lain. Sudahi semua. Mari kita jadi pelopor kebaikan,” tutur Habib.
Selain itu, Habib Syech juga mengajak untuk menghentikan semua hoax. Tidak menyebar berita berita bohong apalagi ikut membuatnya. Setiap informasi yang belum tentu kebenarannya, cukup diketahui untuk diri sendiri. Tidak perlu disebarluaskan. Berita bohong merusak dan mengancam keutuhan nusa, bangsa, dan negara.
“Orang yang banyak menebar kesalahan adalah orang yang banyak kesalahan. Stop menebar hoax. NKRI harga mati,” ujarnya. (Kominfo. Editor: Astono).