Risma Hanya Manusia Biasa Yang Ingin Mensejahterahkan Masyarakat

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com |
Siapa yang tak mengenal Tri Rismaharini? Perempuan pertama yang menjabat sebagai Wali Kota Surabaya ini merupakan salah satu kepala daerah yang kerap mencuri perhatian publik, dengan sepak terjangnya yang kontroversial. Namun Risma juga dikenal sebagai sosok yang tegas serta membawa Surabaya menjadi kota yang dikenal dunia dengan taman yang indah, dan pembangunan infrastruktur yang setara dengan kota Metropolitan.

Bukan hanya itu, Risma juga berhasil menutup kampung Dolly, sebuah kawasan prostitusi terbesar di Surabaya yang terkenal di Asia, dan juga semua tempat prostitusi yang ada di Surabaya. Sungguh membutuhkan perjuangan yang besar dan kekuatan yang luar biasa, karena Risma mendapatkan perlawanan yang tiada henti. Namun wanita kelahiran Kediri, 20 November 1961 ini juga memiliki ciri khas seorang pemimpin yang tangguh, keras hati dan ambisius. Bahkan tak jarang ia selalu terjun ke lapangan, seolah ingin membuktikan pada dunia, bahwa seorang Risma bukan hanya bisa memimpin di belakang panggung, Risma juga mampu mengerjakan pekerjaan warganya.

Berkat kerja kerasnya yang tiada henti selama 10 tahun, akhirnya Risma berhasil mengubah wajah Surabaya menjadi seindah dan sebersih saat ini. Risma juga dinilai sukses menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode dan dinobatkan sebagai walikota terbaik sedunia. Bahkan berbagai kegiatan yang melibatkan sejumlah tokoh dan warga Surabaya, juga mendapat berbagai penghargaan. Mulai dari piala Adipura Kencana berturut-turut selama 7 kali sebagai kota Metropolitan, sehingga pada puncaknya Surabaya berhasil menyabet piala Adipura Paripurna, penghargaan Taman Terbaik dunia, dan berbagai macam penghargaan lain tingkat nasional maupun internasional.

Selain mewakili kota Surabaya, Risma tercatat beberapa kali mendapat penghargaan individu. Risma menyabet penghargaan Mayor of the Month sebagai Wali Kota Terbaik. Tak hanya itu, Risma juga pernah menyandang penghargaan Ideal Mother Awards dari Islamic Educational Scientific and Cultural Organization (ISESCO) di tahun 2016.
Bahkan pada 2013, ia sempat masuk majalah Forbes dalam kategori 10 perempuan inspiratif di dunia.

Risma pernah mendapat Penghargaan Innovative City of the Future di London. Pada 2014 Risma juga pernah mendapatkan penghargaan bergengsi dari London Summit Leaders, dalam kategori innovative City of the Future. Saat itu, Surabaya menjadi satu-satunya kota perwakilan dari Indonesia.

Walikota Tri Rismaharini dikenal sebagai sosok yang tegas melawan tindakan korupsi. Berkat kerja kerasnya melawan korupsi, ia mendapatkan penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award 2015.

Pada saat menjabat sebagai Kepala Bagian Bina Program Pembangunan Kota Surabaya, Risma mengeluarkan terobosan e-procurement atau lelang pengadaan barang elektronik. Lelang tersebut berjalan secara transparan tanpa adanya gratifikasi.

Baru-baru ini Wali Kota Risma mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Tongmyong University, Busan, Korea Selatan. Gelar kehormatan tersebut adalah bentuk penghargaan atas profesionalisme dan dedikasi Walikota Risma dalam bidang aristektur. Gelar Doktor Honoris Causa ini merupakan kedua kalinya didapatkan dari kampus berbeda. Sebelumnya gelar Doktor Honoris Causa juga diberikan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya pada tahun 2015.

Selain mampu menata kota, Risma juga kerap menjadi pembicara di forum-forum internasional. Tahun 2019 lalu, Risma menjadi satu-satunya walikota yang berbicara di Climate Action Summit di Gedung PBB di New York. KTT Aksi Iklim itu merupakan pembuka Sidang Majelis Umum PBB atau United Nations General Assembly (UNGA) yang digelar khusus untuk mencegah perubahan iklim. Dalam kesempatan tersebut, Risma membanggakan Kota Surabaya yang mulai berbenah, khususnya di sektor transportasi.
Pernyataan yang sama juga ia paparkan di High Level Political Forum on Sustainable Development (HLPF) di minggu yang sama dengan UNGA.
Dalam kesempatan itu, Risma memaparkan sejumlah gebrakan di Surabaya di bawah kepemimpinannya. Ia menyampaikan hal tersebut di depan peserta HLPF yang terdiri dari stakeholder, pemimpin negara, masyarakat dan Presiden United Nations General Assembly (UNGA) ke-74 Tijjani Muhammad-Bande.

“Di Surabaya, kami sudah menggunakan e-government yang terhubung secara daring. Ini dilakukan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih,” paparnya di HLPF seperti yang ditayangkan di UNTV.

Tak hanya itu, Risma juga membanggakan inovasi yang berhasil dilakukan pemerintah Surabaya, yakni Surabaya Bus.
“Transportasi publik ini mengajak orang untuk berpindah dari yang biasanya pakai kendaraan pribadi jadi menggunakan transportasi umum,” ucapnya dengan bahasa Inggris yang fasih.

Selain di PBB, Risma juga pernah berbicara di Turki. Ia sempat menjadi narasumber dan tamu kehormatan dalam Forum Internasional Perempuan di Pemerintah Lokal di Ankara, Turki, 11-12 Desember 2019. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Sayap Perempuan, Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP), yakni partai politik yang didirikan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan.
Risma diundang sebagai tamu kehormatan karena dipandang berhasil sebagai walikota dan berhasil menjadi inspirasi bagi banyak perempuan, termasuk di Turki.

“Naluri perempuan yang kuat untuk menolong orang lain, memperhatikan hal-hal detail dan untuk lebih banyak mendengar membuat kita mampu memimpin dengan hati, membuat kita mengambil keputusan yang berbasis kebutuhan nyata rakyat dan membuat keputusan yang tepat saat dibutuhkan,” kata Risma dalam pidatonya sekitar 15 menit di depan Presiden Erdogan dan sekitar 3 ribu perempuan yang hadir.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terang-terangan memuji Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai perempuan inspiratif.
“Perempuan-perempuan inspiratif seperti Risma dari Surabaya, Indonesia, menambah keyakinan kita bahwa perempuan harus dilibatkan dan diajak bicara dalam proses pembangunan,” kata Erdogan.

Di awal tahun, Risma sempat melakukan kunjungan kerja sebagai pembicara di acara International Educational Forum yang digelar Kota St. Petersburg, Rusia bulan Maret 2019. Tahun 2019, Kota Surabaya mewakili Negara Indonesia mendapat undangan secara khusus melalui kedutaan besar Rusia di Indonesia untuk berdiskusi pada forum internasional tersebut. Sebagai pembicara, Risma akan bersanding dengan beberapa pembicara dari Praktisi Pendidikan Rusia, Sekretaris Jendral Komisi Federasi Rusia untuk Unesco, dan perwakilan dari Parlemen Austria.

Perjalanan panjang yang ditempuh seorang Risma bukan terjadi begitu saja, bukan bim salabim. Jerih payah, kerja keras dan kerja cerdas, dilakukan secara terus menerus, tiada henti, tiada lelah. Bahkan banyak yang menilai Risma yang terlalu ambisius sering dianggap berlebihan, sekedar pencitraan. Tentu saja Risma tetaplah manusia biasa, perempuan biasa, yang terkadang rapuh karena lelah dibully oleh orang-orang yang hanya bisa bicara, biasa “mencacat” tanpa memikirkan apa yang sudah mereka lakukan untuk Surabaya. Bisakah mereka meraih keberhasilan dan penghargaan seperti yang didapatkan oleh Risma? Risma juga sering menangis, sedih, pilu, kecewa. Betapa berat beban yang dipikulnya. Semua sudah dilakukan oleh Risma. Semua perjuangan dan pengabdian yang besar, ihklas, semata karena amanah yang diembannya, karena janjinya pada Sang Khalik untuk mensejahterahkan kehidupan warga Surabaya. Risma tetaplah manusia biasa yang juga tidak sempurna, memiliki banyak kekurangan. Tanpa bantuan seluruh elemen masyarakat, seluruh Forkompinda, seluruh OPD yang mendukung dan bekerja keras disampingnya, Risma tentu bukan Siapa-siapa. Namun kita perlu mengkaji, perlu belajar menghargai, Risma memang luar biasa. Tanpa perjuangan dan kerja kerasnya, tentu Surabaya tidak akan seperti saat ini. (yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait