SURABAYA, Beritalima.com |
Sikap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang sering mengumbar kemarahannya, baik di media maupun ruang publik lainnya, menuai kritik dari Partai Nasdem.
“Memang setiap pemimpin memiliki karakter pemimpin masing- masing. Punya style masing-masing, tapi sepatutnya tidak seperti itu,” ujar Wakil Ketua DPW Partai NasDem Jatim Bidang Media & Komunikasi Publik, Vinsensius Awey.
Menurutnya, ada dua kemungkinan mengapa sikap Wali Kota Risma kerap marah-marah. Karena memang sudah bawaan dari lahir atau memiliki temperamen tinggi. “Atau merupakan tuntutan skenario layaknya drama Korea (DraKor) atau personal branding. Tapi sebagai penentu keputusan dan panutan staf, maupun masyarakat, setidak tidaknya seorang pemimpin harus memiliki keseimbangan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi,” jelasnya.
“Memimpin itu tidak mudah, namun tidak semua hal diselesaikan dengan cara marah-marah, disikapi dengan temperamen,” tambah Awey.
Dia melanjutkan, selain miliki kecerdasan intelektual, seorang pemimpin juga harus bisa mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, memiliki empati dan juga membina hubungan.
Namun banyak juga masyarakat tertarik dan bangga kalau melihat pemimpinnya tampak marah-marah di depan media. Seperti Pak Ahok, Bu Risma dan ada beberapa kepala daerah yang sering kerap marah-marah di depan media.
“Mungkin sebagian masyarakat melihat itu adalah sebuah tontonan yang menunjukkan keseriusan pemimpin dalam menjalankan roda kepemimpinannya,” paparnya.
“Menunjukkan kinerja yang baik dari seorang pimpinan daerah untuk berupaya keras adanya perbaikan. Sehingga dengan cara marah seperti itu justru mendapat simpati dari masyarakat luas,” sambungnya.
Jadi, menurut Awey, ada baiknya kecakapan dalam manage emosi jauh lebih baik untuk seorang kepala daerah. Karena banyak daerah yang berhasil di bawah kepemimpinan seorang kepala daerah yang wise (bijaksana) yang mampu memanage emosi mereka dengan baik.
“Meskipun yang dimarah-marahi belum tentu memiliki dasar alasan yang jelas atau sesuatu yang dimarahi belum tentu hasilnya lebih baik. Atau sesuatu yang dimarahi belum tentu ada kaitannya dengan sebuah persoalan yang bisa membawa dampak luas,” katanya.
Awey menandaskan, sangat tidak patut bila ada pimpinan daerah yang tampak temperamen dalam situasi apapun dikarenakan sebuah tuntutan skenario atau sebuah lakon DraKor yang dipertontonkan untuk tujuan tertentu.
“Jadi poinnya seperti itu. Maka, cepat atau lambat kepura-puraan tersebut akan terungkap juga dikemudian hari,” pungkas mantan anggota DPRD Kota Surabaya tersebut.(yul)