SURABAYA, Beritalima.com|
Sebanyak 2 bus rombongan mahasiswa beserta sejumlah dosen pengampu Universitas Islam Negeri KH Achmad Sidiq (UIN KHAS) Jember, Kamis siang (12/5/2022) melakukan kunjungan ke Perpustakaan kampus STIKOSA-AWS. Delegasi tersebut ingin menyaksikan langsung berbagai arsip koleksi Koran Kuno langka dan melegenda yang dirawat oleh Perpustakaan STIKOSA-AWS.
Kedatangan rombongan ini semata-mata ingin mencari referensi dan rujukan koran atau media massa cetak dari tahun 1950 an hingga abad ke- 19, sebagai tugas kuliah penelusuran arsip dan sumber sejarah, fakultas Usuludin Adab dan Humaniora.
Karena sudah tidak asing lagi, kumpulan arsip koleksi koran kuno melegenda di Perpustakaan STIKOSA-AWS mulai tahun 1952 tersebut, banyak dijadikan sebagai referensi dan rujukan data oleh para penelitian dosen dan mahasiswa perguruan tinggi se- Indonesia, terutama bagi program studi (prodi) Ilmu Sejarah, Ilmu Ekonomi dan Sosial Politik.
Kunjungan dan Studi mahasiswa UIN KHAS Jember ini disambut hangat oleh Ketua STIKOSA-AWS Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM., beserta jajaran pimpinan STIKOSA-AWS.
Delegasi mahasiswa dan dosen UIN KHAS Jember sebelum memulai pencarian referensi data yang diperlukannya, terlebih dulu menyempatkan mengunjungi Pameran Foto karya para mahasiswa STIKOSA-AWS yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi, UKM HIMMARFI, tentang Potret SURABAYAKU selama musim Pandemi COVID-19, di Joglo kampus STIKOSA-AWS.
Prosesi seremoni pembukaan Kunjungan dan Studi Mahasiswa UIN KHAS Jember, berlangsung di ruang Multi Media kampus STIKOSA-AWS, juga dihadiri oleh Dr. Jokhanan Kristiyono, M.Med.Kom. selaku Wakil Ketua I membawahi program studi dan Suprihatin, M. Med. Kom. selaku Wakil Ketua Hubungan Kerjasama dan Kemahasiswaan serta bagian Keuangan STIKOSA-AWS.
Di Perpustakaan STIKOSA-AWS, rombongan mahasiswa UIN KHAS Jember mengaku takjub saat melihat langsung dan mencari koleksi arsip Koran Kuno yang dikelola STIKOSA-AWS.
Koleksi arsip Koran Kuno STIKOSA-AWS mulai tahun 1952 hingga tahun 2000 -an ini, diantaranya terdiri dari Harian Sore Surabaya Post, Koran Malang Post, Suara Pembaharuan, Memorandum, dan sejumlah nama koran lainnya, serta arsip koleksi Majalah Mingguan Berita TEMPO.
Guna melestarikan arsip koleksi koran-koran kuno yang melegenda atas amanah dari para pemilik dan pemimpin perusahaan media terkait, yang usianya semakin menua atas resiko kerapuhan kertas korannya, beberapa waktu lalu STIKOSA-AWS bekerjasama dengan bagian arsip benda bersejarah dan langka dari Perpustakaan Daerah (Perpusda) Provinsi Jawa Timur, untuk mentransformasikan arsip-arsip tersebut ke bentuk digital. Dan saat ini sedang dilakukan digitalisasi sebagian arsip koleksi Koran Kuno dan Melegenda yang langka di Perpustakaan STIKOSA-AWS.
Fiqru Mafar, Dosen pengampu mata kuliah Penelusuran Arsip dan Sumber Sejarah, Prodi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Usuludin Adab dan Humaniora UIN KHAS Jember, mengaku takjub atas koleksi arsip – arsip koran kuno di Perpustakaan STIKOSA-AWS.
“Saya secara pribadi sangat takjub dengan koleksi koran kuno di STIKOSA-AWS karena koran-koran ini sebagai khasanah tentang kejadian-kejadian di sekitar kita pada waktu masanya. Jadi ini sumber yang sangat penting bagi masyarakat dan tentunya bagi para mahasiswa kami yang sedang mencari referensi studi tentang peradaban Islam di perpustakaan ini,” ungkap kekaguman Fikru Mafar.
Indrisnaini, salah satu mahasiswa angkatan 2019 UIN KHAS Jember yang melakukan kunjungan dan studi ini mengatakan,
“Saya sangat terbantu dengan arsip-arsip yang sangat lengkap yang saya butuhkan di Perpustakaan STIKOSA-AWS, untuk penyelesaian tugas mata kuliah yang sedang kami kerjakan saat ini” sambungnya.
Hal yang sama dirasakan Ahmad Sahil Arwani mahasiswa angkatan tahun 2019 UIN KHAS Jember, yang sedang mencari data dan referensi tentang sejarah Sepak Bola wanita sekitar tahun 1966 hingga tahun 1972, yang mengaku puas ditemukannya di koleksi arsip kuno di Perpustakaan STIKOSA-AWS.
“Kita semua ini jauh-jauh dari Jember ke Perpustakaan sini tidak sia-sia, data yang kami cari untuk keperluan studi mata kuliah penelusuran sejarah yang saya butuhkan,” ungkap senang Ahmad Sahil. (Yul)