Toraja Utara-Ekplotasi tambang galian C,khususnya material batu gunung dinilai saat ini berlebihan hingga menyebabkan kerusakan lingkungan dan alam Toraja tidak dapat dihindari.Hal ini juga mengundang keprihatinan masyarakat Toraja, yang peduli keberadaan alam Toraja yang dinilai memiliki daya tarik untuk tujuan wisata.
Misalnya Rony Rumengan,menyebutkan, akibat penambangan batu gunung berlebihan alam Toraja tidak dipungkiri kian hari menunjukan kondisinya semakin memprihatikan, kerusakan nampaknya terjadi dimana-mana akibat penanbangan tersebut.
“Akibat penambangan itu, alam Toraja yang eksotis, kian hari di ambang kehancuran,jika masalah ini tidak mendapat perhatian pemerintah alam Toraja yang indah lambat laun akan tinggal cerita untuk generasi Toraja,”ungkap Rony,disela sela kesibukannya selaku pengusaha muda Toraja,Senin kemarin.
Toraja memiliki alam yang unik dengan panorama yang berbukit serta deretan batu gunung yang berfungsi sebagai penyanggah air hujan,keberadaan batu gunung itu memiliki fungsi untuk mencegah adanya bahaya tanah longsor,dan terbukti Toraja termasuk kurang terjadi musibah tanah longsor.
“Harus ada kesadaran masyarakat Toraja Utara,agar secara bersama-sama kita menjaga alam Toraja,dengan mengedepankan kearifan lokal guna melestarikan budaya Toraja untuk memelihara tradisi,alam dan budaya yang unik secara berkesenambungan sebagai daerah destinasi tujuan wisata,”jelasnya kembali.
Soal dampak lingkungan,ini yang paling diperhatikan secara bersama,terkait maraknya bangunan liar yang berada disepanjang bantaran Sungai Saddan.Pemerintah harus tegas,jika dibiarkan, ini akan menjadi bola salju,makin hari berdampak buruk dan memunculkan masalah baru.
“Kita lihat saja perkembangan kota Rantepao,utamanya sepanjang bantaran sungai Saddan,kian hari semakain kumuh,ironinya lagi kebanyakan warga yang tinggal di bantaran tidak memiliki safety tank sebagai penampungan kotoran,malah langsung dialirkan ke Sungai,”kata Rony.
Hal ini sudah pasti terang Rony,tokoh muda yang dikenal kritis ini kerusakan lingkungan semakin parah.”Harusnya air Sungai Saddang kita jaga kebersihannya sebagai pengganti laut untuk Toraja, guna melengkapi sebagai daerah tujuan wisata,”imbuhnya.
Munculnya budaya konsuntif yang dialami warga Toraja,kata Rony Rumengan, bergesernya tradisi Toraja yang dikenal pekerja keras seperti apa yang dilakukan oleh leluhur masyarakat Toraja,menambah keprihatinan saat ini.Rony kembali menjelaskan,misalnya kebutuhan sembilan bahan pokok,seperti lombok,sayur dan hasil palawija lainnya,jika dibanding tahun tahun kemarin warga masih mengkonsumsi hasil panen dari kebun sendiri.
“Tapi sekarang,semua didatangkan dari luar daerah Toraja termasuk pakan sayur babi,inikan lucu,yang salah siapa,masyarakatnya atau pemerintahnya,yang tidak proatif.Intinya kita kondisi saat ini kita prihatin,”tegas Rony.
Dalam akhir wawancaranya,Rony mengajak pada masyarakat Toraja,Pemerintah dan semua eleman masyarakat,mari secara bersama-sama kita memberikan kontribusi mendukung ujud nyata tujuan pemekaran untuk berubah demi kesejahtraan masyarakat dengan menonjolkan kearifan lokal yang ada.(gede siwa)
Andarias Sesa,S.Pd
Camat Rantepao Dukung Program 100 Hari Bupati Toraja Utara
Toraja Utara-Rantepao sebagai wajah kota Kabupaten terus dipoles guna mempercantik kota tersebut.Dari pembenahan drenase dan perbaikan trotoar terus dilakukan diharapan kota Rantepao semakin indah dan nyaman sebagai kota tujuan wisata.
Dibenarkan oleh camat Rantepao,Andareas Sesa,S.Pd,kata dia,dari pembangunan lapangan bakti dan membuat kawasan hijau sebagai daerah taman kota terus dilakukan guna menciptakan Rantepao kota sehat.
Terkait hal itu,Andareas Sesa mengakui selaku Kepala Kecamatan Rantepao mengajak warganya secara bersama-sama menciptakan kota Rantepao,bersih dan aman sehingga mendukung program bupati Toraja Utara,DR Ir Kalatiku Paembonan pada 100 hari ini, membawa perubahan utamanya sebagai destinasi tujuan wisata Toraja.
“Sebagai bawahan kita siap melaksanakan program Bupati 100 hari,menuju perubahan seperti visi misi bupati berubah untuk sejahtra,”kata Andarias penuh semangat,Rabu kemarin diruang kerjanya.
Seperti pembersihan disepanjang bantaran Sungai Saddang pada wilayah kerjanya,camat dengan sigap langsung kelokasi guna melakukan pembersihan termasuk bangunan bangunan yang dianggap melanggar ketentuan aturan yang ada.
“Dengan cara persuasip kita lakukan pendekatan pada warga serta memberikan pemahaman agar tidak lagi membangun sepanjang bantaran sungai yang dapat merusak lingkungan serta mencemari air sungai,”kata Andarias.
Begitupun Jumat bersih,Andarias langsung turun lapangan meminotoring Lurah dan warganya secara bersama-sama melakukan kerja bakti guna menjaga kebersihan kota Rantepao.Terbukti,Camat yang dikenal rapi dan pembersih itu membawa perubahan kota Rantepao terus bersinar rapi dan indah.”fuji Tuhan Rantepao terbilang kurang warga kami terjangkit deman berdarah,dengan memelihara kebersihan tahun ini,”kunci camat.(gede siwa)