YOGJAKARTA, beritalima.com- Roy Suryo, mengecam tindakan Felix Juanardo Winata, mahasiswa semester V Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM), yang menggugat terhadap keistimewaan Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY).
“Selaku warga Yogja dan 10 tahun menjadi wakil rakyat dari DIY, saya sangat mengecam Felix Juanardo Winara dan mendukung apa yang dulu diputus oleh Cokro Hendro Mukti (Hakim PN Yogja). Karena memang sesuai instruksi Wagub DIY Nomor K.898/I/A/1975 (saat itu Sri Paku Alam VIII selaku Pj Gubernur DIY), sudah sangat tepat,” kata Roy Suryo, dalam release Rabu 20 November 2019.
Instruksi tersebut, menurutnya, untuk melindungi masyarakat ekonomi lemah, keistimewaan DIY, menjaga kebudayaan dan keberadaan Kasultanan Yogyakarta, keseimbangan pembangunan masa depan DIY, dan demi pembangunan masa depan DIY.
“Kalau yang bersangkutan memang anak Jakarta dan mau tinggal di Yogja, maka memang harus nJawani untuk bisa mengerti segala aturan yang berlaku di Ngayogyakarta Hadiningrat ini. Kalau dia tidak juga mau mengerti, maka kadang kadang malah disebut oleh marga sini dengan sebutan ‘durung dadi uwong’ alias belum benar benar bisa memahami (kehidupan) manusia. Dalam istilah anak sekarang, si Felix ini mungkin lagi mau Pansos (panjat rgosial), tapi salah caranya dan sangat mencederai kehidupan di Ngayogyakarta Hadiningrat yang antara Sultan dan warganya sudah nYawiji alias menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” tandasnya.
Menurutnya lagi, banyak juga contoh yg istimewa di DIY selain itu. Diantaranya ada inisiatif Hasto Wardoyo (sekarang Kepala BKKBN, mantan Bupati Kulonprogo) yang juga melindungi pasar tradisonal pgpakyat dengan tidak mengizinkan Alfamart dan Indomaret buka sampai pelosok, kalau mereka tidak bekerjasama dengan penduduk asli dan mengganti nama toko menjadi, TOMIRA (Toko MIlik Rakyat).
“Dengan kasus ini, saya juga menyentil para wakil rakyat DIY sekarang (Pak Idham, mbak MY Esti, mas Hanafi, mas Pandu, pak Gandung, Pak Sukamta, Pak Kamto dan Mbah Bardi) untuk ‘bangun’ dan bela keistimewaan Yogja. Jangan sampai ada pihak pihak yang tidak mengerti unggah ungguh seperti Felix ini yang merusak keistimewaan DIY. Jogja ojo di dol” (Jogja jangan dijual),” pungkasnya. (Red).