Rumah Mayor Jenderal Ditembaki Belum Ada Kejelasan Dari Pihak Kepolisian

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Rumah Mayor Jenderal Purnawirawan TNI H. Tatang Zaenudin, ditembak oleh orang tidak dikenal, pada Selasa 30 Januari 2018, sekitar pukul 14.45 wib. Insiden itu di Jalan Bukit Pasir No.49, Rt.001/Rw.12, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cianggis, Depok, Jawa Barat.

Saat kejadian yang ada di rumah hanyalah Ny. Euis Tatang Zaenudin ketika sedang duduk di teras depan paviliun samping rumah tiba-tiba terdengar suara tembakan. Sedangkan H. Tatang sendiri tengah berada di daerah Bitung, Manado, Sulawesi Utara bersama anak – anaknya.

Penembakan dua kali yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal itu meskipun pintu gerbangnya ditutup, istri Mayjen (Purn.) Euis Tatang tetap diam. Dan selanjutnya usai penembakan terjadi menyuruh pembantunya untuk melihat siapa pelakunya.

Sayangnya peristiwa tersebut tidak ada saksi mata yang melihat langsung siapa pelaku penembakan itu. Namun informasi yang diperoleh dari pemilik warung, sebelum terjadi penembakan, terlihat orang tak dikenal berbadan tegap dan mengenakan jaket belanja ke warung dan berjalan kaki ke rumah kejadian dan berjalan kembali ke arah luar arah jalan raya.

“Orang tersebut bukanlah warga sini,” kata pemilik warung yang diulang oleh H. Tatang Zaenudin.

Usai kejadian, pihak Kepolisian hanya memeriksa lokasi kejadian tapi belum mengirim tim ahli agar mendapat kejelasan tentang jenis proyektil peluruh yang ditembakan.

Ditegaskan Tatang, beserta keluarganya menyatakan mengalami tindakan teror. Namun dijelaskan Mayjen Purnawirawan itu merasa tidak punya musuh atau persoalan kepada siapapun. Walaupun banyak orang yang mengaitkan teror itu sebagai akibat perjalanan politik beberapa bulan lalu, saat bursa balon Gubernur Jawa Barat.

“Itu tidak benar, kebenaran motif teror kepada kami sekeluarga akan terungkap jika pelakunya tertangkap dan siapa dalang dari ini semua. Jadi kami minta kepada pihak Kepolisian Republik Indonesia untuk segera bertindak agar kami mendapat keadilan hukum,” tandasnya kepada awak media.

Ditandaskan korban penembakan, menilai bahwa tindakan teror yang menggunakan senjata tajam adalah kejahatan besar yang harus menjadi perhatian aparat penegak hukum. Ia pun menegaskan bilamana tidak segera tertangkap, maka tindakan teror – teror di kemudian hari akan tumbuh, akibat ketidakmampuan aparat dalam melindungi masyarakat.

“Jika teror ini dilakukan untuk membungkam suara kami yang selalu lantang menolak ketidakadilan, dan iatiqomah dalam membela kebenaran maka 1000 peluru pun tidak akan mampu membungkam kami. Hal ini sama dengan membangunkan macan sedang tidur,” jelasnya.

Masih diterangkan Tatang Zaenudin, awalnya tidak percaya terhadap teror yang ditujukan kepada Mayjen Purn Tatang Zaenudin. Namun jika bertemu dengan pelaku akan dihadapinya dengan resiko membunuh atau dibunuh. Dan ia pun berharap bisa menghentikan teror itu bahkan ia mengharapkan agar pelaku dan dalangnya tidak boleh hidup di muka bumi ini.

Sementara diterangkan Mayjen Purn. Tatang terhadap teror tersebut, belum ada kejelasan dari pihak Kepolisian. “Saudara yang melakukan teror jangan tertawa, tapi tunggu akan saya selesaikan,” jelasnya saat konpers yang diapit dua orang putranya. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *