SURABAYA, Beritalima.com|
Rumah Pangan Kita bekerjasama dengan Bankjatim, kembali menggelar lomba Pra Ujian Kenaikan Kelas se-Jatim. Lomba yang diikuti oleh 4.983 siswa se-Jatim ini, melakukan beberapa proses penyaringan secara daring. Setelah itu, baru dilakukan seleksi untuk babak final yang bertempat di Rumah Pangan Kita jalan Karang Menjangan Surabaya, Minggu (3/7/2022).
“Lomba ini diselenggarakan sebagai prasarana anak-anak persiapan untuk ujian kelasnya. Sekaligus sebagai pembanding apakah soal yang kita berikan lebih mudah atau lebih sulit daripada yang diberikan oleh sekolah. Perbandingan dari masing- masing sekolah dan sebagai aktualisasi diri dalam meraih cita-cita ke depannya.
Pendaftarannya sendiri dimulai dari 25 Mei 2022. Lomba ini diikuti perseorangan maupun grup (sekolah) dan ditutup 11 Juni 2022. Sebanyak 4.983 peserta dari 247 sekolah mengikuti Lomba ini. Diantaranya dari Pamekasan, Bangkalan, Jombang, Malang, Kediri, Surabaya dan juga Sidoarjo,” terang Hason Sitorus Owner Rumah Pangan Kita.
Hason mengakui bahwa penjaringan peserta ini, dibantu oleh kepala dinas pendidikan provinsi Jatim DR. Ir Wahid Wahyudi MT dan PGRI Jatim. Proses seleksi di babak penyisihan semifinal dilakukan secara online pada tanggal 19 Juni 2022, sebanyak 965 peserta bersaing untuk menuju final. Hingga akhirnya pada 3 juli 2022 ini tersisa 55 peserta yang akan memperebutkan juara 1, 2, 3, harapan 1, dan harapan 2 secara offline (langsung).
“Pesertanya mulai SD/MI, SMP, SMA/SMK dengan hadiah total 23 juta Rupiah serta Trophy dan sertifikat untuk seluruh peserta.
Saya berharap event-event seperti ini lebih sering dilaksanakan. Bagi peserta bisa menjadi pengalaman, yang kedua biar mereka itu berani
sehingga mereka bisa melihat kemampuan anak-anak dari sekolah lain. Soal yang kita berikan ini kenapa kok hot, itu artinya kan sulit. Untuk kategori soal-soal kita ambil dari Bank induk Depdiknas. Kita harapkan pra ujian kenaikan kelas ini adalah mereka sudah belajar dulu sebelum ujian sekolah, jadi mereka sudah belajar soal-soal yang sulit. Siapa tahu nanti waktu ujian di sekolah itu lebih lebih sederhana, sehingga mereka hasilnya lebih bagus. Seandainya nilainya mereka jelek di lomba ini orang tua bisa memberikan support agar prestasi anaknya bisa lebih baik lagi,” sambung pensiunan PNS Pemkot Surabaya ini.
Sementara itu, orang tua peserta lomba menyampaikan bahwa lomba-lomba ujian seperti Tryout ini, seharusnya lebih sering diadakan. Karena kegiatan seperti ini bisa memacu kompetensi anak-anak. Bahkan ia menyebutkan, Sekolah jangan terlalu menghabiskan dana untuk mengikuti lomba-lomba yang berkaitan dengan Adiwiyata saja. Bagaimanapun, para siswa juga harus diberikan porsi yang banyak untuk bertanding, menguji kemampuan mereka di event-event seperti ini.
Beberapa pemenang lomba tersebut sebagian besar merasa tidak percaya, dari hampir 5.000 peserta, dirinya bisa menjadi seorang finalis.
“Rasanya gimana gitu, kok bisa ya saya menang. Tapi ya Alhamdulillah. Saya datang jauh-jauh dari Jombang, Alhamdulillah akhirnya jadi juara, dapat hadiah, dapat piala, dapat piagam, juga dapat minyak goreng,” ujarnya ceria. (Yul)