MADIUN, beritalima.com- Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menggelar Bhakti Sosial Terpadu (BST) di Desa Garon, Kecamatan Balerejo, selama dua hari 14-15 Pebruari 2018.
BST 2018 putaran kedua ini, dipimpin langsung oleh Bupati Madiun dan diikuti seluruh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Wakil Bupati H. Iswanto, Wakil Ketua DPRD, anggota DPRD Dapil II, Sekda Tontro Pahlawanto, kepala OPD, instansi vertikal, LPPRRI, Kepala Cabang Bank Jatim, kepala BNI KCP Mejayan, direktur BUMD, ketua TP PKK, Muspika Kecamatan Balerejo, Kades se- Kecamatan Balerejo, LPKMD dan BPD Desa Garon.
Dalam acara ini, tak hanya diisi dengan kegiatan kerja bhakti. Pasalnya, Bupati Madiun juga memberikan bantuan kepada warga. Antara lain bantuan paket peralatan sekolah untuk 10 anak SD/MI dan 5 anak SMP/MTs, 50 paket sembako untuk keluarga kurang beruntung dan bantuan pemeliharaan tempat ibadah untuk masjid Baitul Muchlisin sebesar Rp.1,5 juta.
Tak hanya itu. Bupati juga mengabulkan beberapa permintaan bantuan dari masyarakat yang diusulkan pada saat sarasehan. Yakni bantuan kambing PE 8 ekor, perbaikan jalan volume 2,5 x 350 meter dalam bentuk uang sebesar Rp.60 juta yang dimasukan ke rekening kas desa, bantuan rambu-rambu lalu lintas dua buah, benih cabe, terong, dan tomat masing-masing dibantu 250 batang, 125 batang bibit tanaman kelengkeng, 175 batang bibit rambutan, bantuan bibit ikan lele 7.000 ekor, bibit ikan nila 8.000 ekor, bibit ikan gurame 3.000 ekor beserta pakan dua sak dan dua lembar terpal, pestisida organik 8 liter, pupuk organik cair 5 liter dan pupuk bogasi 750 kilogram, power thresser 1 unit, handsprayer elektrik krisbow 6 buah, 1 unit APE untuk kelompok PAUD, 1 unit keyboard, 1 set alat hadroh, bantuan modal UMKM untuk 20 orang sebesar Rp.10 Juta dan bantuan wireles 1 unit.
Sedangkan bantuan dari BAZ Kabupaten Madiun yang diserahkan yakni berupa peralatan sekolah dan uang saku untuk 10 anak yatim dan yatim piatu, 1 unit kursi roda dan 1 unit alat penyangga badan untuk penderita cacat fisik. Selain itu juga ada bantuan 50 paket sembako dari REI (real estate Indonesia) Madiun, beasiswa dari Bank Jatim Cabang Madiun untuk 10 siswa masing-masing sebesar Rp.200 ribu dan banvan untuk dua kelompok tani.
Dalam sambutannya, Bupati Madiun H. Muhtarom,mengatakan, saat ini petani memasuki musim panen kedua. “Semoga hasil panen lebih baik dan produktifitasnya baik. Kabupaten Madiun merupakan lumbung pangan Jawa Timur bagian barat sekaligus penyangga pangan nasional. Pada musim penghujan pendek nanti, diharapkan petani untuk menanam polowijo. Ini agar ada pemotongan siklus penyakit tanaman,” kata H. Muhtarom.
Dalam rangka mendukung program pemerintah swasembada pangan, lanjutnya, pemerintah telah membuat beberapa terobosan. Diantaranya dengan mengeluarkan kartu tani. Program Kartu Tani adalah sebagai sarana petani untuk mendapatkan akses layanan perbankan yang terintegrasi. “Kartu tani bisa dimanfaatkan sebagai simpanan, transaksi, penyaluran pinjaman serta untuk mendapatkan pupuk bersubsidi dan berimbang. Bagi masyarakat yang belum mempunyai kartu tani agar mengubungi petugas pertanian di kecamatan,” sarannya.
Selain itu, juga ada program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang bertujuan mengurangi resiko gagal panen yang besarnya premi per hektar mencapai Rp.180 ribu, premi subsidi pemerintah 80% sebesar Rp.144 ribu, premi yang dibayar petani 20 % sebesar Rp.36 ribu.
“Ini sudah dibayar oeh CSR JASINDO. Sehingga petani tidak bayar, Klaim bila terjadi gagal panen mencapai 75% mendapatkaan sebesar Rp.6 juta/hektar. Sedangkan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) yang bertujuan meringankan resiko gagal usaha ternak sapi, besarnya premi Rp.200 ribu, premi subsidi pemerintah 80% sebesar Rp.160 ribu dan premi ditanggung petani 20% sebesar Rp.40 ribu. Sedangkan klaim jika terjadi gagal usaha ternak mendapat Rp.10 juta/ekor,” terang H. Muhtarom.
Ada juga progam UPSUS SIWAB yang tujuannya untuk mempercepat peningkatan populasi ternak ruminansia besar. Baik sapi perah, potong dan kerbau. Sehingga terpenuhinya kebutuhan daging dan susu.
“Untuk mengatasi masa paceklik, lumbung pangan harus dikembangkan menjadi lembaga desa berbasis pangan yang dibentuk dan dikelola oleh desa yang bergerak di bidang penyimpanan, pendistribusian, pengolahan dan perdagangan beras serta bahan pokok lainnya melalui BUMDes. Karena kelembagaan BUMDes telah memiliki payung hukum dalam undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,” harapnya.
Bupati juga mengucapkan terimakasih kepada Desa Garon untuk pembayaran pajak yang selalu lunas sebelum jatuh tempo. “Anggaran pemerintah yang masuk ke Desa Garon Tahun 2017 sebesar Rp. 1.640.437.000. PBB dari Desa Garon sebesar Rp. 109.453.413. Prosentasenya 6,6%,” tambahnya.
Bupati juga menyampaikan, Balerejo akan menjadi kota karena menjadi pintu masuk tol trans Jawa. “Maka dari itu, untuk masyarakat wilayah Balerejo dan sekitarnya harus siap bersaing. Balerejo harus bisa mengimbangi kompetisi. Apalagi saat ini banyak berdiri perusahaan besar dan diharapkan mampu menyerap tenaga kerja. Ini bagian dari ijin yang dikeluarkan Pemkab Madiun agar tenaga kerja kasar dapat diambilkan dari lokal. Kalau mereka tidak disiplin harus diingatkan. Ini menjadi PR Disnakertrans untuk melakukan sidak ke perusahan-perusahaan di Kabupaten Madiun. Pemkab Madiun terus akan hadirkan infestor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena dengan begitu, masyarakat akan mendapat pekerjaan,” tandas H. Muhtarom.
Pada musim hujan seperti ini, bupati berharap empat pompa air yang kadang rusak akibat jarang dipakai, harus sering dirawat. Sedangkan terkait dengan bencana alam tanah longsor, bupati menghimbau agar masyarakat selalu antisipasi.
“Pemkab akan mengkaji, khususnya untuk wilayah Desa Garon. Apa nantinya akan dibangun embung semacam waduk kecil untuk membendung sementara air yang masuk ke Desa Garon, tentunya ini hal teknis. Maka harus ada penelitian terlebih dahulu. Untuk sekarang, apabila terjadi hujan lebat hendaknya selalu waspada. Saya minta petugas bencana selalu memonitor dan menginformasikan ke BPBD apabila terjadi setuatu yang membahayakan dan berpotensi bencana alam. Hal ini penting untuk menghindari korban bencana,” pintanya.
Dibidang kesehatan, lanjutnya, saat ini sedang marak yaitu penyakit difteri yang mematikan. Bahkan Jawa Timur dinyatakan sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri. Pasalnya, pada akhir 2017, ada 271 kasus. Sedangkan di Kabupaten Madiun, pada awal 2018 sudah ada 9 kasus. Namun dinyatakan negatif.
“Ingat, tanda-tanda atau gejala orang terkena difteri antara lain adanya membran tebal yang melapisi tenggorokan, sakit tenggorokan, suara serak, sakit saat menelan, keluar cairan dari hidung, demam dan mengigil. Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan memberikan vaksin DTP (Difteri, Tetanus dan Pertusis atau batuk rejan) kepada anak-anak agar kebal dari difteri. Vaksin DTP termasuk dalam imunisasi wajib bagi anak-anak Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan 5 kali pada saat anak berusia 2 bulan, 3 buan, 4 bulan,1 ½ tahun dan 5 tahun. Kalau ada gejala seperti itu segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan,” himbau H. Muhtarom.
Untuk diketahui, seperti BST di desa lain, BST di Desa Garon juga diisi berbagai kegiatan. Selain kerja bhakti mengaspal jalan dan memberikan bantuan serta sarasehan, juga diisi dengan kegiatan olahraga bersama, kunjungan ke keluarga kurang mampu, pelayanan kesehatan, pelayanan administrasi (KTP, KK, Akte Kelahiran, SIUP, SIM), pemeriksaan kesehatan ternak, pelatihan pembuatan makanan olahan, pelayanan Posyandu dan kegiatan PKK lainnya. (Adv/Dibyo).
: