MADIUN, beritalima.com- Pertumbuhan gigi geraham terakhir seringkali menimbulkan rasa sakit. Kendati bukan termasuk penyakit berbahaya, rasa sakit yang muncul tentu cukup mengganggu. Tak heran, butuh penanganan segera.
Dokter Poli Gigi Puskesmas Oro-Ora Ombo, Kota Madiun, Jawa Timur, drg. Kus Ariwijayanti, menyarankan agar gigi segera dicabut jika pertumbuhannya tidak sealur dengan gigi lain.
‘’Pertumbuhan gigi bungsu umum dialami banyak orang. Ini bisa terasa menyakitkan. Namun, beberapa orang yang cukup beruntung dengan tidak timbul rasa sakit. Ada juga yang tidak mengalami karena gigi bungsunya tidak tumbuh,’’ drg. Kus Ariwijayanti, Rabu 6 Desember 2017.
Orang dewasa, lanjutnya, dapat memiliki hingga 32 gigi. Susunannya, delapan gigi seri, empat gigi taring, delapan gigi premolar (adik geraham), dan 12 gigi molar (geraham). Delapan gigi geraham terakhir atau sering disebut gigi bungsu lantaran tumbuh belakangan. Pertumbuhan biasanya baru muncul setelah usia 17 tahun. Namun, ada juga yang baru tumbuh memasuki usia kepala tiga. Pertumbuhan dapat sealur seperti gigi lain atau sebaliknya.
Seperti yang dialami salah seorang pasiennya. Pertumbuhan gigi bungsu pasiennya tersebut menyamping keluar. Tak heran, gigi menabrak kulit mulut bagian dalam. Rasa sakit muncul lantaran pembukaan gusi yang terdorong gigi (erupsi) dan luka pada kulit mulut bagian dalam akibat pergesekan dengan gigi anyar tersebut. Pertumbuhan seperti itu, kata dia, harus segera mendapat penanganan. Gigi harus dicabut. Selain arah pertumbuhan gigi yang membelok, menyamping, atau tak sealur dengan garis gigi lainnya, rasa sakit akan terus muncul.
‘’Pertumbuhan gigi ini tidak dapat diprediksi. Apakah akan sesuai alur gigi lain atau melenceng. Ini tergantung dari benih gigi, ukuran rahang dan gigi,’’ jelasnya.
Ukuran rahang manusia, tambahnya, berbeda-beda. Ada yang memiliki ukuran rahang besar dengan gigi kecil. Ini memungkinkan cukup ruang untuk pertumbuhan gigi. Kelemahannya, gigi menjadi renggang hingga mudah terselip sisa makanan. Sebaliknya, ada yang memiliki ukuran rahang kecil namun memiliki ukuran gigi besar. Ruang pertumbuhan gigi menjadi terbatas. Tak heran, pertumbuhan gigi baru kebanyakan mendesak gigi di depannya untuk mencari ruang. Ini menimbulkan rasa sakit mulai nyeri, ngilu, hingga sakit kepala serta demam.
‘’Dalam beberapa kasus ada juga yang tidak sampai tumbuh keluar namun juga menimbulkan rasa sakit karena terjadi pembekakan atau radang gusi atau radang,’’ terangnya sembari menyebut perikoronitis istilah medis radang gusi.
Jika terjadi hal seperti di atas, drg. Ari menyaranakan agar gigi dicabut. Sebab, dapat menimbulkan rasa sakit terus menerus. Obat pereda nyeri hanya menahan rasa sakit sementara waktu. Segera periksakan ke dokter. Ari menyebut pasien dapat berkumur dengan air garam hangat untuk mengendorkan saraf pada gusi yang bengkak. Selain itu, obat kumur juga cukup membantu untuk mengurangi bakteri. Jika belum cukup membantu radang dapat dikompres dengan es.
‘’Ini hanya dapat menahan rasa sakit sementara. Perlu penanganan segera. Makanya segera periksakan ke dokter,” pesannya. (Diskominfo)
Foto : WS Hendro/madiuntoday