JAKARTA, Beritalima.com– Bupati Kaimana, Papua Barat, Freddy Thie menanggapi pernyataan pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabinet Indonesia Maju (KIM), Tri Rismaharini yang mengancam Aparatur SipilNegara (ASN) tidak becus akan dibuang ke Papua.
Menurut Freddy, pernyataan Risma tersebut terlampau menyakitkan bagi masyarakat tanah Papua.
“Pernyataan Menteri Sosial tersebut sangat menyakitkan. Seakan-akan tanah Papua ini menjadi tempat pembuangan ASN yang tidak becus,” kata Freddy melalui keterangan tertulis yang diterima awak media, Rabu (14/7).
Ya, seperti diberitakan Beritalima.com akhir pekan lalu, bekas Walikota Surabaya dua priode itu marah-marah kepada ASN ketika bekunjung ke Balai Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Wyata Guna di Bandung, Jawa Barat. Saat itu, Tri Rismaharini mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas keluar dari mulut seorang menteri yang mengancam akan memindahkan ke Papua bagi yang tidak becus bekerja.
Menurut Freddy, pernyataan Risma itu kontraproduktif dengan Intruksi Presiden No: 9/2020 Tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat. Katanya, salahsatu instrumen untuk merealisasikan intruksi itu adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Tanah Papua ini butuh SDM yang unggul dan produktif. Tapi kenapa oleh Menteri Sosial justru mau dijadikan tempat pembuangan ASN yang tidak becus?,” ujar Freddy Thie.
(akhir)
Freddy berharap kader dari partai besar itu mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada masyarakat Papua dan Papua Barat. Ia khawatir, pernyataan itu menjadi polemik baru di Tanah Cenderawasih.
“Saya harap Menteri Sosial berbesar hati mengakui kesalahannya. Meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Papua dan Papua Barat,” kata Freddy.
Lebih lanjut, Freddy mengingatkan kepada para pejabat, publik figur, tokoh masyarakat dan masyarakat luas agar berhati-berhati memberikan pendapat tentang Papua. Apa lagi bagi orang yang samasekali tidak paham kultur masyarakat Papua.
“Kadangkala ada orang yang tidak paham Papua, berkomentar tentang Papua malah jatuhnya seakan-akan mendiskreditkan Papua. Padahal mereka tidak tahu bahwa tanah Papua ini adalah syurganya Indonesia,” ujar Freddy.
Untuk diketahui, Freddy adalah satu-satunya Bupati di Tanah Papua keturunan Tionghoa. Namun, ia lahir dan besar di Kaimana. Karena kontribusi dan rasa kepeduliannya pada masyarakat asli Papua, khususnya masyarakat Papua yang ada di Kabupaten Kaimana, ia kemudian di angkat sebagai anak adat. Bahkan, pada Pilkada 2020 yang lalu, ia terpilih sebagai Bupati ke tiga di Kaimana.
“Jujur, saya sangat terusik ketika ada pihak, apalagi dia itu bukan orang Papua, berpendapat seolah-olah Papua itu bukan bagian yang penting di Indonesia. Saya memang beda dengan saudara-saudara Saya di tanah Papua ini, tetapi hati Saya hitam dan keriting untuk tanah Papua ini. Saya tidak akan pernah rela jika ada orang yang mendiskreditkan Papua,” demikian Freddy. (akhir(