SIDOARJO, Beritalima.com|
Hari ketiga Penyerapan Aspirasi Masyarakat tahap pertama, Anggota DPRD provinsi Jatim Adam Rusydi SPd mengunjungi sekolah yayasan pendidikan Minu Kedungrejo, yang terletak di jl Brigjen Katamso, Waru Sidoarjo. Rabu (3/3/2021) kunjungan tersebut juga merupakan hari terakhir reses politisi Golkar ini.
Anggota komisi E ini merupakan mantan murid di sekolah tersebut. Dalam kunjungan reses ini, baik Adam maupun para guru larut dalam kenangan yang penuh canda ria. Berbagai tingkah lucu anak-anak dikisahkan oleh Adam yang mengundang tawa. Adam yang dikenal sebagai murid teladan karena selalu mendapat rangking satu itu, tidak pernah menduga jika ternyata saat dewasa sudah menjadi anggota legislatif, dan tidak melupakan jasa-jasa para guru yang ikut andil menciptakan kepribadian Adam seperti sekarang.
Dalam kesempatan tersebut, Adam juga memaparkan kinerjanya selama menjadi anggota DPRD provinsi Jatim. Bahkan Adam juga mengakui jika dirinya sudah lama ingin bernostalgia bersama para guru. Para guru dan kepala sekolah serta perangkat desa Kedungrejo menyambut kehadiran Adam dengan penuh kebanggaan. Mereka memberikan apresiasi kepada Adam dan mengucapkan rasa terima kasihnya bahwasanya Adam bisa memberikan kontribusi, baik untuk yayasan Mini berupa pembangunan gedung, maupun nama sekolah Minu yang otomatis terangkat karena salah satu siswanya menjadi anggota legislatif.
“Saya berharap ke depannya sekolah saya ini menjadi lebih maju, lebih berkualitas dan bisa menjadi sekolah unggulan,” harapnya.
Ada beberapa keluhan dari para guru yang terkait dengan
TPP dan gaji honorer belum dibayar selama beberapa bulan, bahkan ada yang belum cair selama 1 tahun.
Menanggapi masalah tersebut, Adam berupaya untuk menindaklanjuti ke dinas terkait. Namun Adam juga meminta para guru untuk bersabar, karena saat ini memang kondisi Pemerintah masih membutuhkan banyak biaya untuk membantu masyarakat yang terdampak akibat pandemi Covid-19.
“Pelan-pelan ya, kita bareng-bareng menyelesaikan masalah GTT ini. Dan ini menjadi sebuah dilema bagi kita, kita harus memperhatikan masyarakat satu sisi kita juga harus memperhatikan nasib guru-guru kita. Tapi saat ini kami lebih mengutamakan kepentingan masyarakat terlebih dahulu, yang utama walaupun ini juga cukup menyakitkan bagi guru-guru. Insya Allah ke depan dipastikan akan mengembalikan anggaran ini lagi agar guru tetap terjaga profesionalitasnya, dan independensinya,” terang Adam.
“Sebenarnya masalah GTT ini menjadi wewenang Dinas Pendidikan Kabupaten, namun kita tetap berusaha supaya setidak-tidaknya guru ndak ditelantarkan. Insya Allah dalam waktu kedepan ini kami mengadakan koordinasi. Karena kami sendiri di tingkatan SMA SMK juga banyak permasalahan, dan Insya Allah kami ke depan akan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten setempat agar ini bisa sinergi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di dunia pendidikan,” pungkasnya.(Yul)