Santripreneur Lintas Agama 2019 Gelar Expo

  • Whatsapp

Badung, beritalima.com| Gelaran Expo Santri Preneur 2019 yang diselenggarakan di Kuta Kabupaten Badung, Provinsi Bali cukup menyita perhatian pubik Nasional. Expo milik kaum milineal menghadirkan langsung Menteri Pemuda dan Olah Raga Dr H. Imam Nahrowi.

Menpora beserta rombongan tiba di Discovery Shooping Mall tempat gelaran acara pada pukul 16:30 hari ini 21/8/2019. Santri Preneur lintas agama 2019 bertujuan untuk mencetak generasi muda menjadi kaum yang kreatif serta inovatif.

Bacaan Lainnya

Sebelum berpidato Imam Nahrowi disambut oleh panitia dengan cara mengalungkan bunga beserta rombongannya sebelum melanjutkan melangkah ke karpet merah menuju kursi tamu kehormatan.

“Jika mulai tahun ini sudah jamannya era keterbukaan dalam hal apa saja, jika anak muda seperti kalian bermalas malasan maka kita akan ketinggalan dari negara lain,” tuturnya.

Imam juga menyampaikan bahwa dirinya mau berbagi pengalaman bagaimana mengembangkan suatu produk biasa menjadi luar biasa. dan Ia mencontohkan bahwa dirinya pernah ke Kamboja ketika itu di bandara ada penjual sovenir yang unik yaitu salah satu bahan masakan namanya ketumbar.

“Ketumbar itu murah sekali di pasaran indonesia namun bisa di olah bisa jadi komoditi yang mahal, ketika orang kreatif mengemasnya dengan daun lontar, maka mempunyai nilai jual yang tinggi,” paparnya.

Jadi pemuda pemudi di indonesia harus berani bermanuver. Jangan mengandalkan ingin menjadi PNS karena kuota pns itu terbatas, dan indonesia butuh 20 juta pengusaha, sedangkan disini yang terdata masih 100 pengusaha dari kalangan milenial.

Direktur diagnosa institute Andi Fajar Asti MPd Msi yang juga selaku ketua pelaksana sekaligus direktur diagnosa institute, melaporkan bahwa pada perkembangan saat ini posisi santri berpengaruh pesat dalam membangun perekonomian bangsa melalui usaha-usaha yang dibangun di kawasan pesantren maupun paska mereka lulus sebagai alumni santri.

“Terdapat beberapa kategori yang telah ditetapkan oleh panitia mulai dari kuliner, fashion sampai produk inovasi berbentuk aplikasi dan star up,” katanya.

Selanjutnya tidak hanya bazar, peserta yang terdiri dari berbagai santri dari lintas agama. Karena Fajar meyakini dan menjelaskan kepada seluruh audien bahwa tidak hanya Islam yang memiliki konsep pendidikan berbasis pesantren, namun Hindu, Budha, Protestan, Katolik dan Konghucu pun mengaplikasikan konsep pondok dan santri.

“Dimanapun berpijak pemuda tidak boleh hanya dijadikan komoditi/target pasar, namun harus berani bersaing sebagai produsen berbagai produk yang dapat dikembangkan menjadi unggul, besar dan maju,” tandasnya.

Acara dilanjutkan pemukulan gong dan pemotongan pita sebagai simbol dibukanya Santripreneur lintas agama dan bazar produk unggulan. Sebelum mengakhiri kunjungannya, Imam menyempatkan berkeliling stand bazar dan mendengarkan berbagai konsep dari para peserta bazar. [red]

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *