SURABAYA, beritalima.com | Sukses, Pameran Produk UMKM Nusantara terlaksana di Hotel Elresas pada 13 Nopember 2021. Mengambil tema ‘Menuju Kebangkitan UMKM Dengan Bangga Buatan Indonesia’, UMKM Nusantara bermaksud menjadi penguat B2B, yaitu Business to Business di Jawa Timur.
Tak tanggung-tanggung, Reni Setiawati, Ketua UMKM Nusantara, bukan hanya mengundang pejabat dari Bakorwil Jatim II (Kabid Hartanto), Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, maupun Dinas Perikanan Kelautan Jatim, tapi juga para pegiat UMKM dari berbagai unsur. Diantaranya adalah Kunto, ning Lia Istifhama (Ketua Pertani HKTI Jatim), dan Dita Ranu Sriwidodo (Ciputra). Menariknya, Kunto adalah kakak kandung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sedangkan ning Lia adalah keponakan Gubernur Jawa Timur Khofifah.
Pertemuan keduanya pun membuat suasana semakin hidup. Terlebih, mas Kunto, panggilan akrabnya, berkali-kali nyeletuk ning Lia sebagai potret petani cantik.
“Saya kaget kok ada petani cantik seperti ini. Saya penasaran seberapa sering turun ke sawah, karena tidak seperti petani pada umumnya. Saya jadi ingin menantang kerjasama, bisa dengan penguatan potensi porang ataupun ayam organik. Terserah yang mana asalkan Jatim dan Jateng bisa kerjasama penguatan potensi lokal negeri ini.”
Sedangkan Ning Lia, mengaku kaget dengan sikap Kunto yang low profile dan ingin membantu petani di Jatim. Tak lupa, aktivis asal Surabaya tersebut, mengggelontorkan beberapa istilah dalam sambutannya. Diantaranya adalah Lamongan Jamila, UMKM Ber Aura, Pesona, dan Perempuan yang berkarakter BRAVE.
“Kita tahu bahwa bapak Bupati (Yuhronur Effendi), memiliki spirit membangun Lamongan Jamula, yaitu jaringan mulus dan lancar. Nah, kalau saya, terinspirasi semangatnya mbak Reny (UMKM Nusantara), sangat yakin Lamongan menjadi Jamila, yaitu berhasil dalam membentuk: Jaringan UMKM Lamongan Megilan,” yang disambut tepuk tangan penonton.
Ning Lia pun menuturkan spirit UMKM, yaitu U dari kata unggul dalam pemasaran. M adalah menarik, yaitu eye catching dan kreatif dalam kemasan. K adalah kualitas terjamin, dan M yang terakhir adalah memenuhi kebutuhan masyarakat dan manfaat. Dengan begitu, produk UMKM benar-benar sesuai demand (permintaan), bukan hanya want (keinginan).
“Dengan keterpaduan karakter UMKM yang sangat utuh, maka pelaku UMKM memang potret pahlawan ketahanan ekonomi bangsa. Hal ini disebabkan UMKM memiliki resiliensi, bertahan di tengah pandemi. Terlebih, UMKM memiliki identitas kearifan lokal. Dari pelaku UMKM lah, potensi lokal akan tampak tanpa kehilangan identitasnya.”
“Oleh sebab itu, perempuan pelaku UMKM, yang memiliki karakter PESONA, Peduli, Strong, Naluri Keibuan, serta BRAVE, yaitu brainy, robustness, affection, visionary, empathy, akan sangat mudah membentuk UMKM yang SMART. Dalam hal ini, bagaimana UMKM memiliki kesiapan source atau pendanaannya, dan memahami market atau pemasarannyan. Kemudian, terbentuklah UMKM yang ber-Aura, yaitu memiliki kemampuan akses informasi dan pemasaran, unik, resistensi, dan adaptif menghadapi perkembangan demand (permintaan).”(red)