PAMEKASAN, Beritalima.com| Mantan guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pamekasan, Mohammad Arif, mengaku dimutasi setelah memprotes kebijakan toilet sekolah berbayar sebesar Rp 500 rupiah.
Hal ini membuat kasus tersebut terus mencuat hingga menjadi perbincangan hangat sampai ke telinga orang pusat yakni Itjen/Kakanwil Kementerian Agama.
Terbukti keduanya sudah mulai diperiksa oleh Itjen Kakanwil terhadap Kepala MAN 1 Pamekasan No’man Afandi dan Mohammad Arif yang bertempat di Kantor Kemenag Kabupaten Pamekasan.
“Iya Betul mereka semua sejak tadi di periksa mereka ada di lantai dua mas,”ucap salah satu pegawai setempat Halim kasi Haji kepada media. Rabu(27/09/2023) siang.
Ketika ditanya soal kapan pihak Kakanwil selesai proses pemeriksaan Halim menjawab kurang tau pasti, sebab pihaknya juga tidak tau soal hal itu. Hingga pihak wartawan terus menunggu sampai jam pulang kantor.
Kemudian pihak humas Kemenag menyampaikan bahwa akhir pemeriksaan sampai nanti setelah sholat Maghrib.
“Beliau turun dari atas lantai dua mungkin habis Maghrib,”terang.
Namun pernyataan tersebut berbanding terbalik, sebab Mohammad Arif, sehabis diperiksa turun dari lantai dua dan langsung memberikan keterangan kepada media, bahwa dirinya sudah diperiksa oleh pihak Kakanwil.
“Iya saya sudah ditanya terkait pernyataan yang viral tersebut. Saya bilang saya di mutasi bukan karena hal toilet berbayar, tapi karena pak no’man kurang bersahabat ketika di rapat,”jelasnya.
Lanjut Mohammad Arif juga kaget atas mutasi yang dilayangkan kepada dirinya sehabis pulang umrah.
“Tapi sebelum itu sikap kepada sekolah ke saya sudah tidak bersahabat. Ketika saya tanya soal toilet berbayar raut mukanya kepsek menunjukkan sikap marah gara-gara saya protes soal penarikan yang 500 itu,”lanjutnya.
“Ini ada kesan kecurigaan saya saja ada pembicaraan khusus kepsek dengan pihak pimpinan terhadap mutasi saya. Intinya saya keberatan dengan adanya mutasi ini,”tutupnya.(An/San)