SURABAYA, beritalima.com | PT Darmi Bersaudara Tbk (Perseroan) melakukan public expose kali pertama tahun 2019 di Gedung Bursa Efek Indonesia Perwakilan Jawa Timur di Surabaya, Selasa (17/12/2019)
Aksi korporasi tahunan perusahaan ini bertujuan memberikan paparan pada publik tentang kinerja, pencapaian tahun ini, dan rencana kerja tahun depan.
PT Darmi Bersaudara adalah UKM regional Jawa Timur pertama yang berhasil melakukan Initial Public Offering (IPO).
Sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada 7 November 2019, jajaran manajemen perusahaan ini menetapkan Abdul Haris Nofianto sebagai Komisaris Utama, dan Dolvy Elfianes sebagai Komisaris Independen.
Selain itu, Nanang Sumartono Hadiwidjojo sebagai Direktur Utama merangkap Direktur Keuangan, Saniay Kumar Pandey sebagai Direktur Pemasaran merangkap Direktur Operasional, serta Lie Kurniawan sebagai Direktur Independen.
Pendiri PT Darmi Bersaudara Perseroan mengawali dunia usaha pada tahun 1998 yang bergerak di usaha perdagangan kayu. Kemudian, tahun 2000 hingga 2002 mulai melakukan penjualan ekspor kayu semi olahan ke pasar Asia dan Eropa.
Paralel dengan usaha kayu itu, pada tahun 2008 memulai usaha ayam potong dan peternakan ayam. Tepat tahun 2010, PT Darmi Bersaudara berdiri dengan fokus utama usaha ayam ini.
Lima tahun kemudian, 2015, CV Darbe didirikan untuk menangani usaha perdagangan kayu. Di bawah CV Darbe berhasil mencapai kuantitas ekspor 100 kontainer di akhir tahun 2016.
Pada 2017, seja|an dengan pertumbuhan usaha perdagangan kayu, pengolahan usaha kayu dialihkan dari CV Darbe kepada PT Darmi Bersaudara Perseroan.
Pada Maret 2019, Perseroan berubah status menjadi perusahaan terbuka. Tanggal 4 Juli 2019, Perseroan secara resmi memasuki pasar modal Indonesia dan melantai di lantai bursa sebagai emiten berkode saham kayu.
Dalam menjalankan usaha 11 bulan di tahun 2019, di bulan November atau tepatnya 5 bulan setelah listing di lantai Bursa Efek Indonesia, penjualan ekspor mengalami peningkatan signifikan dan mencatatkan total pengapalan untuk ekspor sebanyak 227 bbb dengan volume 4.588,17 M3. Besaran angka ini adalah setara Rp 32,736 miliar atau USD 2.314.998,67.
Pencapaian figur ekspor diserap oleh pasar India dan Nepal. Untuk pasar domestik, tercatat volume penjualan mencapai 1.464,95 M3 senilai Rp 6,921 miliar. Sebagai akumulasi ekspor dan domestik selama periode Januari hingga November 2019, figur penjualan mencapai Rp 39,568 miliar.
Dari sisi Cost of Goods Sold (COGS), selama periode Januari hingga September 2019 mencapai angka Rp 21,018 miliar sehingga per September 2019, Perseroan membukukan laba kotor Rp 6,491 miliar.
Dengan memperhitungkan kewajiban pajak, pendapatan Perseroan terakumulasi Rp 4,211 miliar. Berdasarkan postur tersebut, per September 2019, Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 3,158 miliar atau meningkat sebesar 451 persen dari laba bersih per September tahun 2018.
Dalam periode yang sama, total aset pun mengalami pertumbuhan. Pada Desember 2018, total aset adalah Rp 73,682 miliar sedangkan di September 2019 tercatat Rp 99,191 miliar atau meningkat sebesar 35 persen.
Total kewajiban Perseroan 6 mengalami pertumbuhan dari Rp.18,664 miliar di 2018 menjadi Rp.21,268 miliar pada 2019, meningkat sebesar 14 persen. Sedangkan untuk Modal, peningkatan yang terjadi adalah sebesar 42 persen dari posisi tahun 2018 Rp 55,018 miliar, yaitu menjadi Rp 77,923 miliar. (Ganefo)