BONDOWOSO, beritalima.com – Polemik relokasi pedagang kaki lima (PKL) alun-alun Bagus asrama Bondowoso terus bergulir. Dimana pihak pemkab Bondowoso melalui Diskoperindag dan PKL belum menemukan titik temu terkait eksekusi pemindahan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bondowoso Syaifullah akhirnya angkat suara menyikapi kebuntuan kedua belah pihak antara Diskoperindag dan PKL yang belum menemukan titik terang. Dirinya mengaku tidak akan terburu-buru untuk memindahkan PKL tersebut, karena dikuatirkan akan berdampak buruk terhadap pembangunan Bondowoso.
“Kita harus matang, tidak grusa-grusu. Ini menyangkut kepentingan orang banyak, dan menyangkut kepentingan ekonomi serta kepentingan masyarakat yang berjualan maupun yang mau makan dan minum di alun-alun,” ungkapnya Rabu (12/02) di Pendopo.
Diakuinya juga, bahwa bupati telah memerintahkan dirinya, agar melakukan kajian tempat tersebut agar representatif. Artinya, harus teruji, strategis. Tentu hal itu harus duduk bersama.
“Karena kalau dipindah sembarangan, tidak laku selama dua minggu, akan meringsek lagi. Sehingga dia akan menjadi masalah terus bagi Kabupaten Bondowoso,” terangnya.
Pihaknya terus memikirkan agar final dari itu semua bisa happy ending. “PKL bahagia, siap. Pemerintah juga siap,” sambungnya saat dikonfirmasi, Rabu (12/2/2020).
Sementara untuk pemindahan kata dia, masih terus dikaji termasuk lokasi yang akan ditempati PKL.
Meski anggaran untuk revitalisasi Alun-Alun RBA Ki Ronggo sudah disepakati, namun tetap harus ada kajian.
“Kalau ada sosialisasi dari Dinas. Kemarin dengan Satpol PP dan Diskoperindag, silahkan. Karena ini pendekatan yang harus dilakukan. Tapi final kita serahkan penuh ke atasan. Ada bupati dan pak Wabup bagaimana keputusannya,” paparnya.
Pihaknya memastikan akan menggunakan pendekatan kearifan lokal. Tanpa menggunakan kekuatan tertentu. “Karena mereka saudara-saudara kita, yang harus kita bangun,” ucapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PKL sendiri menolak untuk direlokasi ke Wisata Kuliner Jembatan Ki Ronggo, karena mereka nilai los tidak memadai dan keamanan tak menjamin. Seba PKL mengaku mendapat penolakan dari warga sekitar Jembatan Ki Ronggo.
Bahkan antara PKL, Satpol PP dan Diskoperindag duduk bersama, Senin (10/2/2020). Namun PKL menegaskan tidak akan pindah. Mereka dulu sempat pindah ke Jembatan Ki Ronggo, tapi kembali lagi ke Alun-Alun karena dianggapnya tak representatif. (*/Rois)